Apa itu cinta? Mengapa rasanya ada, tetapi definisinya tidak ada? Mengapa begitu sulit untuk dicerna akal namun begitu mudah diresapi jiwa. Dengan mudahnya seorang lelaki yang baru saja berkenalan dengan wanita yang menarik berkata : “Ini Cinta…”. Tetapi sangat sulit mencari sebab dari mana asal datangnya cinta.
Haha.. begitu misterinya “cinta” sama misterinya dengan banyak hal yang tidak bisa kita lihat, namun bisa kita rasa. Nyawa, Allah SWT, Surga dan Neraka, datangnya Hari Kiamat. Semuanya bisa kita rasa, namun sulit kita definisikan kegaibannya. Ya, mungkin karena ‘gaib’ itulah kekuatannya menjadi terasa. Seperti tipuan sulap yang terasa menghibur karena triknya tidak terlihat dan tidak diketahui. Begitu sekali diketahui, menjadi hambarlah permainan sulap itu. Tidak menarik, tidak membuat penasaran.
Meskipun begitu, tidak berarti Allah menafikkan benda gaib bernama cinta ini. Dalam Al-Qur’an Allah memberi petunjuk untuk menyingkap sedikit dari perbendaharaan cinta. Meski tidak semua, agar ketidaktahuan kita akan seluruh aspek cinta menjadiikan kita penikmat cinta. Apa saja petunjuk Allah mengenai cinta? Mimin rangkum menjadi 10 hal yang akan kita bahas dalam segmen – segmen ke depan. Dari 10 cinta ini beberapa cinta adalah cinta yang dinaungi berkah Allah. Beberapa lagi cinta yang menyesatkan dan menjerumuskan pelakunya ke lembah kenistaan. Beberapa lagi berupa cinta dari orang tua kepada anak, dan cinta Allah kepada hamba-Nya.
1. “Cinta al-Hub"
Dr. ‘Aidh al-Qarni mengatakan bahwa tidak ada arti cinta dalam bahasa arab selain kata ‘al-Hub yang terdiri dari kata ‘ha’ dan ‘ba’. Huruf ‘ha’ keluar dengan mulut membuka hingga akhirnya menutup dan menyatu kembali. Mengandung filosofi pertemuan setelah perpisahan atau berkumpul setelahi bercerai berai. Kata cinta mengandung unsur panggilan, kecanduan, keteduhan dan pengorbanan. Cinta berarti saling kasih yang butuh pengorbanan, keluhuran dan kerinduan bahkan cinta juga menakjubkan, menyenangkan sekaligus mengherankan, lembut dan mulia, bersinar.
Kata cinta mengandung kerelaan, kedamaian persatuan, kasih sayang sehingga kemarin terasa indah, hari ini serasa ada pesta dan esok ada harapan. Kata cinta pula mengandung makna persatuan dan persaudaraan sehingga ada saling memahami, saling membantu dan kerjasama. Terdapat senyum kebahagiaan dan keresahan, senyum kerinduan dan kepedihan.
Kata Hub adalah kata yang umum digunakan sebagai arti kata cinta. Mengartikan cinta secara umum. Selama ini kita sering mendengar Hubbudunya yang berarti cinta dunia, atau uhibbuka yang berarti “aku cinta padamu”
Salah satu dari sekian ayat yang mengandung kata Hub adalah surat Al Fajr ayat 20 :
dan kamu mencintai (Hub) harta benda dengan kecintaan(Hub) yang berlebihan. (20)
2. “Cinta Mawaddah"
Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu2, membara dan “nggemesi”. Orang yg memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
Ini ada di dalam surat Ar-Rum ayat 30 :
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa mawaddah dan rohmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (Ar-Rum : 21)
Cinta yang menggebu inilah yang menyebabkan ada kata-kata, “Ooh pantes mereka baru nikah..” dan bayangkan saja kita didoakan agar suasana sesaat setelah menikah bisa dipertahankan hingga maut memisahkan.
3. “Cinta Rohmah"
Cinta rohmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban & siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rohmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri.
Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya.
Termasuk dalam cinta rohmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orangtua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Krena itu dalam al-Quran, kerabat disebut al arham, dzawil arham, yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yg disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu bersilaturrohim, artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rohmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
Surat yang menyebut Rohmah selain di Surat Ar-Rum ayat 30 tadi ada juga di Surat Al-Kahfi ayat 81. Di sana disebut rasa cinta yang dipersembahkan untuk ibu dan bapak.
Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (raohmah nya) (kepada ibu bapaknya). (81)
4. ”Cinta Sakinah"
Sakinah adalah cinta yang menentramkan.
Semua orang yang menikah selalu ingin hidupnya lebih tentram. Tentram dalam hal ini berarti juga perasaan damai dan tenang. Tentram juga berarti gak galau, dan kita tahu sendiri kalau perasaan galau itu adalah penurun produktivitas. Kalau ditarik lebih dalam lagi, galau itu emang ujung-ujungnya masalah pasangan, masalah kesendirian, masalah kesepian, masalah tidak adanya tempat untuk mencurahkan rasa cinta yang terkadang kayak mau tumpah
Nah, menurut penelitian memang seseorang yang sudah menikah akan jauh lebih produktif dibanding yang belum menikah. Dianjurkan juga, sebaiknya memilih pasangan hidup hanya dari kecantikannya saja, boleh jadi kecantikan itu mengurangi perasaan tentram
Kita juga sebaiknya tidak memilih pasangan hidup hanya karena harta dan kedudukannya saja, boleh jadi harta dan kedudukannya itu mengurangi perasaan tentram dalam hatinya. Intinya kita cari pasangan yang menentramkan hati. Dan apakah yang bisa menentramkan hati? Tentu saja agamanya.
Kalimat tentram di sini juga berlaku untuk lingkungan sekitar, keluarga, tetangga dan makhluk-makhluk Allah yang lain. Pernikahan sebaiknya mendatangkan ketentraman juga bagi mertua, bagi saudara-saudara, bagi tetangga bahkan seluruh dunia.
Intinya menjadi pasangan yang membuat orang tersenyum ketika kita jalan berdua. Tersenyum bahagia tentunya.
Indikator ketentraman yang paling mudah dilihat adalah lihat aja berat badan sebelum dan sesudah menikah, biasanya orang tentram itu jadi lebih gemuk. Tapi ini biasanya lho..
5. “Cinta Syaghof"
Cinta syaghaf adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
Kata Syaghof ditemukan dalam surat Yusuf ayat 30 :
۞ Dan wanita-wanita di kota berkata: "Isteri Al Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam (Syaghof). Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata". (30)
Cinta macam ini tidak diperkenankan dalam Islam. Cinta syaghof membuat pelakunya tergila-gila terhadap orang yang ia cintai. Tentu bagi penggemar sastra paham betul cinta Majnun yang tergila – gila kepada Laila atau cinta Romeo kepada Juliet. Saking tergila-gilanya, pelaku cinta syaghof lupa tugas hakikinya di dunia. Fisiknya terkuras karena cintanya tak bisa dikendalikan.
6. “Cinta Ro’fah"
Cinta ro’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk sholat, membelanya meskipun salah. Al-Quran menyebut istilah ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ro`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina.
Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan (Ro’fah) kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah… (An-Nur : 2)
Pecinta Ro’fah mendudukkan cintanya kepada Makhluk lebih tinggi daripada cintanya kepada Allah. Karena cinta lalu kasihan dan akhirnya membolehkan terlanggarnya perintah Allah atasnya. Cinta Ro’fah menghasilkan rasa tidak tega, kasihan, dan melonggarkan peraturan Allah yang tidak seharusnya dilakukan.
7. “Cinta shobwah"
Yaitu cinta buta,cinta yg mendorong perilaku menyimpang tanpa sanggup mengelak. Al-Quran menyebut istilah ini ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaikha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh,
wa illa tashrif `anni kaidahunnaashbu ilaihinna wa akun min al jahilin
Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) (ashbu) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh". (Q/12:33)
Orang yang terjangkit cinta Shobwah bsia tergelincir pada perilaku – perilaku yang tidak dibolehkan oleh agama maupun norma moral pada umumnya. Misal orang yang pacaran awalnya hanya berbicara, lalu berduaan. Si wanita awalnya hanya mau dibatasi sampai berdua – duaan saja. Tetapi ketika si lelaki memaksa untuk boleh menyentuh atas nama “cinta”, maka akhirnya si wanita membolehkan juga. Tetapi si lelaki tidak berhenti sampai di sana. Dia ingin juga meraba dada dan kelamin si wanita. Awalnya si wanita tidak mau, namun karena lagi –lagi diancam atas nama cinta ujung-ujungnya dibolehkan juga. Bisa ditebak akhir dari drama ini seperti apa kan?
8. “Cinta syauq (rindu)"
Term ini bukan dari al Qur’an tetapi dari hadis yg menafsirkan alQuran. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa
Barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba.
Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad;
wa as’aluka ladzzata annadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika,
Aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajahMu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa denganMu.
Menurut Ibnul Qayyim alJauzi dalam kitab Raudlotul Muhibbin wa Nuzhotul Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safarul qalbi ilal mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqotul mahabbah wa iltihab naruha fi qalbil muhibbi
Pasangan yang dilanda cinta syauq bisa bertahan cintanya meski terhalang jarak yang sangat jauh. (Long Distance Marriageship). Bersyukurlah bagi pasangan suami istri yang dianugrahi cinta Syauq ini.
9. “Cinta mail"
Cinta mail adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain jadi kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al-Quran disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
Redaksi ayatnya ada pada surat An-Nisaa ayat 129 :
Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai) (al-maiil), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung.
Pelaku cinta mail bisa kehilangan fokus dan sulit berlaku adil terhadap istri – istri lainnya. Oleh karena itu bagi suami yang memiliki banyak istri diharap bisa lebih jaga perhatian kepada semua istrinya.
10. Cinta kulfah
Yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positif meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al-Quran ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya,
la yukallifullah nafsan illa wus`aha
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Q/2:286)
Cinta membawa konsekuensi untuk melakukan sesuatu atas objek yang dicintainya. Karena cina Allah kepada hamba-Nya, Allah membebani sesuatu tidak melampaui atas kesanggupan hamba-Nya. Beban itu diberikan agar sang hamba bisa terus mendulang kebaikan demi kebaikan sehingga bisa kembali kepada Tuhannya dengan jiwa yang tenang. Seperti ungkapan ayat yang membahagiakan ini dari Allah kepada hamab yang Ia cintai:
Hai jiwa yang tenang. (27),Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. (28) Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, (29) masuklah ke dalam surga-Ku. (30) (Al-Fajr ayat 27 – 30)
Simpulan
Dari bahasan ini kita memahami bahwa cinta akan menjadi berkah bila diletakkan pada tempatnya. Cinta Sakinah, Mawaddah dan Rohmah adalah cinta yang membawa keberkahan karena dilakukan didalam sebuah lembaga pernikahan yang disyariatkan dalam agama Islam. Para pelakunya merasakan kebahagiaan sepanjang hayatnya.
Bagi pasangan yang belum menikah namun terjebak dalam rasa cinta (pacaran) maka sesungguhnya mereka sedang merasakan cinta Syaghof, Cinta Ro’fah, Cinta Shobwah, dan Cinta Syauq. Keempat – empatnya dijadikan peringatan dari Allah agar tidak diteruskan atau dipelihara. Dilarang karena akan membawa pelakunya ke jurang kemaksiatan dan merusak pikran, jiwa, moral dan jasad. Bagi sedang pacaran, bertobatlah! sebelum terlambat!
Allah mewanti –wanti agar suami yang berpoligami agar tidak terjebak dengan cinta mail. Yaitu cinta yang merusak fokus dan membuat dirinya menjadi tidak adil. Bagi orang tua agar tidak terjebak dengan cinta Ro’fah yang membolehkan anak melakukan sesuatu yang menyimpang karena sayang. Misal membolehkan anak pacaran, pulang larut malam atau ajojing di klub-klub malam.
Cinta Kulfah, adalah salah satu tanda keMahaCintaan Allah kepada hamba-Nya dengan membebani tidak lebih dari yang ia sanggupi. Dengan begitu sang hamba bisa kembali kepada Allah yang telah sangat lama merindukannya (cinta Syauq).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar