Sabtu, 30 November 2013

Dua Lingkaran Rasulullah

0_91c70_e40a874a_XL

dakwatuna.com - “Orang lain mungkin bisa menilai, namun hanya kita yang lebih tahu kadar keimanan kita yang sebenarnya..”

Khutbah Jum’at kemarin ada suatu kalimat yang disampaikan Rasulullah SAW mengenai Iman dan Islam. Dua kata itu laksana dua lingkaran, yang pertama lingkaran kecil dan yang kedua lingkaran besar yang di dalamnya terdapat lingkaran kecil pertama tadi. Kata khatib, orang yang mengaku Islam namun tidak memiliki iman maka sejatinya ia hanya berada di lingkaran besar, namun tidak masuk ke dalam lingkaran yang lebih kecil dan berada di tengah.

Maksudnya? Ya, banyak dari kita yang mengaku beragama Islam, tapi ucapannya, tindakan dan kesehariannya tidak mencerminkan nilai-nilai keislaman itu sendiri. Suka yang namanya tawuran, narkoba, mabuk-mabukan, berjudi, korupsi, saling memusuhi antar lembaga/organisasi/golongan padahal ngakunya sama-sama benderanya Islam, berjilbab tapi tidak berhijab (sekadar menutup kepala tapi leher ke bawah ketat dan seksi, bahkan terkadang menerawang).

Masih gak ngerti nih hubungannya sama lingkaran itu? Mungkin kita anggap saja Islam itu sebuah hotel, maka orang yang mengaku masuk hotel tapi tidak menginap maka tidak bisa dikatakan sebagai orang penginap atau orang yang menginap di hotel. Bisa saja ia hanya butuh janji sama seseorang di lobby hotel, di restoran hotel atau ikut seminar dan kegiatan lain di ruang yang tersedia di hotel seperti meeting room atau aulanya.

Jika kita ingin dibilang menginap maka tidurlah minimal semalam di hotel, kalau ingin di bilang beriman maka masuklah ke lingkaran yang lebih kecil. Khatib juga memberi contoh orang yang tidak beriman itu seperti saat pemilu, mereka mengaku beragama Islam tapi memilih calon/pemimpin yang non muslim (ini khatib yang bilang loh?). Kalau alasannya caleg Islam juga korupsi, apa iya semuanya begitu, kan tidak? kenali lebih jauh wakil Anda atau minimal platform partai tempat caleg itu berada.

Anyway, kembali ke laptop upss … kedua lingkaran, pertanyaannya adalah, ada di mana kita sekarang? Sekadar di lingkaran yang besar bernama Islam atau sudah masuk ke lingkaran kecil bernama iman? Orang lain mungkin bisa menilai, namun hanya kita yang lebih tahu kadar keimanan kita yang sebenarnya, jika kita sendiri tidak tahu, maka ada yang salah pada hati kita yang selalu menuntun dan memberikan petunjuk serta pencerahan di saat kita tengah tersesat. Semoga kita tidak termasuk yang sedemikian itu. Semoga bermanfaat.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/11/27/42808/dua-lingkaran-rasulullah/#ixzz2lv3mhLTk
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

 

                           Dakwatuna.com
 

Jika Cinta, ‘Katakan’ Saja

http://static.pulsk.com/images/2013/06/09/51b433a4c3d48_51b433a4c6eec.jpg

dakwatuna.com - Perjalanan hidup ini bukanlah perjalanan yang mudah untuk dilalui. Semua orang dewasa. Akan mengalami fase-fase dalam kehidupannya. Mulai dari balita, anak –anak, remaja dewasa hingga renta (jika Allah memanjangkan usianya). Dan setiap langkah perjalanan hidup, ada masa-masa sulit di mana masa pubertas menjadi masa yang sulit untuk dilalui. Tak terkecuali Yola. Seorang mahasiswi semester 1 di suatu perguruan tinggi negeri di Bandung.

Saat remaja yang lain sibuk dengan hura-hura, senang-senang, jalan-jalan yang menghabiskan masa remajanya. Justru Yola menjalani rutinitas yang berbeda. Kampus menjadi tujuan pertamanya, selain itu kegiatan-kegiatan yang mendukung dalam menambah ilmu, ia jalani dengan sabar dan ikhlas. Ini semua dilakukan semata-mata demi tujuan hidup yang sebenarnya. Bukankah Allah sudah mengatakan “tidak aku ciptakan jin dan manusia, melainkan untuk beribadah kepada ku.”

Satu kejadian yang pernah diceritakan kepadaku beberapa hari yang lalu. Ketika ia duduk di kelas bersama teman-teman. Seorang laki-laki yang selama ini ia kenal baik perilakunya, baik bicaranya, tiba-tiba mengatakan kalau ia ‘sayang’ kepada Yola. Ia berjanji, nanti ia akan menjadikan Yola sebagai pendamping hidupnya. Dan untuk saat ini, si laki-laki ingin mengenali Yola lebih dekat. Agar nantinya setelah ia yakin dengan perasaannya, dan tepat waktunya (sudah punya penghasilan yang cukup untuk membiayai keluarga, sudah selesai kuliah, sudah siap mental dan banyak lagi sudah-sudah yang lainnya) ia bisa datang untuk melamar Yola.

Aku menghela nafas sejenak menunggu cerita selanjutnya. Mencoba menebak apa jawaban dari hasil ‘gombalan’ si laki-laki. Ia melanjutkan cerita dengan ekspresi wajah sedih. Tidak seperti remaja lainnya. Berbunga-bunga dan bahagia ketika ada yang mengatakan cinta. Yola mencoba menguasai emosi agar tidak larut dengan perasaannya. Ia menangis, bukan karena bahagia. Bukan karena tidak suka ada yang mencintainya. Hanya saja dia merasa kecewa. Kecewa pada dirinya sendiri. Apa yang salah dengan dirinya, hingga perilakunya menimbulkan fitnah untuk si laki-laki. Hingga berani mengutarakan rasa yang belum saatnya. Dia tidak habis pikir, apakah si laki-laki itu tidak memikirkan apa konsekuensi yang akan terjadi setelah ia mengatakan rasa yang ia katakan itu adalah cinta. Bukan rasa cinta itu yang salah, tapi momen nya yang belum tepat. Belum saatnya. Jika memang ia merasa sayang dan mampu. Mengapa tidak temui saja orang tua ku, ucap Yola. Dan katakan yang sebenarnya. Agar cinta itu bukan hanya di kata. Tetapi cinta itu tampak ketika sudah ada komitmen. Jika belum ‘mampu’, berpuasalah dan berdoalah. Semoga Allah mempertemukan dengan jodoh yang shalih/shalihah. Tidak mudah memang, tapi seperti itulah adanya. Ketika cinta, ya harus berani untuk berkomitmen. Bukan mengumbar rasa yang tidak jelas ujungnya. Yang tidak pasti kelanjutannya. Dan aku menyambut akhir cerita nya dengan senyum termanis. Merasa semakin mencintai sahabat karibku. Begitu dewasanya ia, begitu bijaknya ia di usianya yang masih remaja.

Cinta
Cinta itu harusnya menginspirasi
Cinta itu harus menghidupkan
Cinta itu harusnya menguatkan
Cinta itu …..

Yach… selalu sulit mengungkapkan makna cinta sebenarnya. Hanya yang sedang mencintailah yang mampu mengungkapkannya. Walaupun terkadang ungkapan yang dilontarkan dan diekspresikan berlebihan. Sehingga membuat berkurang nya esensi cinta yang sebenarnya. Seperti kalimat seorang penulis, “cinta itu jangan sering diumbar, karena ia akan menjadi hambar” (Tere Liye).

Banyak sekali kita jumpai remaja yang katanya sedang ‘dimabuk’ cinta. Jangankan yang sudah beranjak dewasa. Anak- anak tingkatan sekolah dasarpun mulai memasuki masa yang sebenarnya mereka belum pantas mengatakan cinta… ketika berteman, atau bertemu dengan lawan jenis, kemudian dekat dan tertarik karena kekaguman seseorang. Mereka dengan mudah mengatakan bahwa mereka sedang jatuh cinta.

Semoga bermanfaat, wallahu’alam.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/11/28/42852/jika-cinta-katakan-saja/#ixzz2m7Cbmy11
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

 

                           Dakwatuna.com
 

Jumat, 29 November 2013

Jangan Bilang Ikhlas, Jika…

11-13-ikhlas

Untuk mewujudkan keikhlasan kita dalam beramal shalih, sebisa mungkin kita nggak milih-milih pekerjaan. Maksudnya milih pekerjaan di sini adalah pekerjaan itu udah halal, hanya saja ada yang menurut ukuran pikiran dan perasaan kita kok kayaknya rendah, gitu lho. Kalo memilih pekerjaan antara yang halal dan haram, itu pasti kudu milih yang halal dong. Maksud nggak pilih-pilih di sini adalah ketika pekerjaan itu sebenarnya halal, cuma kita nggak mau melakukan suatu jenis pekerjaan karena dinilai oleh banyak orang sebagai pekerjaan kasar dan rendahan.

Kalo kebetulan diminta tolong sama ortu kamu ke warung, tapi disuruh beli minyak goreng, gimana tuh? Padahal, kamu udah SMA, dalam hati kamu dongkol. Gengsi banget kalo sampe ketahuan sama temen kamu kan? Ya, kalo kamu punya pikiran kayak gitu, berarti belum ikhlas dalam berbuat. Masih mikir hal-hal lain yang sebenarnya belum tentu terjadi. Iya kan? Jangan sampe deh ya.

Dulu, waktu sekolah SD saya punya temen yang menurut saya tuh udah untung bisa sekolah. Kok bisa? Iya, kebetulan ortunya kurang mampu secara ekonomi. Tapi, saya salut karena teman saya ini sering bawa dagangan ke sekolah. Pas istirahat, dia bakal gelar tuh dagangannya. Seperti gorengan, manisan buah kupa, manisan mangga. Saya juga suka beli. Kalo dipikir-pikir mungkin kalo kita belum tentu mau jualan ke sekolah.

Oya, termasuk dalam hal ini adalah pilih-pilih jabatan ketika kamu gabung di kepanitiaan sebuah acara. Gara-gara kamu nggak menduduki posisi penting di kepanitiaan itu, kamu nggerutu bin ngedumel. Padahal, jabatan yang kamu incer adalah seksi acara tapi kenyataannya kamu malah jadi seksi logistik. Waduh, gengsi banget tuh. Seksi logistik kan identik dengan ADM alias Angkat Dorong Manggul (hehehe…). Jadinya kamu cemberut aja tuh.

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Sebaiknya kamu mulai open mind alias berpikiran terbuka deh. Artinya, nggak usah merasa hina or direndahkan gara-gara ditempatkan sebagai kru bagian logistik. Percayalah, bahwa sebuah tim tidak akan bisa berjalan tanpa kontribusi dari bagian tertentu. Ya, namanya juga kerjasama tim. Jadi harus kompak. Meski kamu ditempatin di bagian logistik, tapi pasti kamu punya andil juga untuk kesuksesan acara yang digelar. Yakinlah, tanpa bagian logistik, pasti ada pekerjaan dari tim lain yang nggak bisa diselesaikan dengan sempurna. Percaya deh!

Eh, saya punya cerita yang sedikit nyambung dengan pembahasan kita nih. Ada juga lho temen kita yang meski secara ekonomi orang tuanya tuh kurang mampu tapi belagunya minta ampun. Nggak mau disuruh sama ortunya untuk bantu mereka. Pengennya nyantai, tapi perut kenyang dan pikiran tenang. Seorang kerabat saya pernah cerita tentang pengalaman unik tapi bikin hati jadi kurang ikhlas. Begini ceritanya, sebagai pengurus DKM, dia merasa membutuhkan marbot untuk beres-beres mushola supaya rapi. Singkat kata dia dapet orang (anak muda sih) yang katanya nggak punya pekerjaan. Akhirnya setelah ditawarkan dia mau kerja sebagai marbot.

Tapi seiring perjalanan waktu, anak ini mulai bertingkah yang bikin sebel warga komplek situ. Bersihin mushola aja malas, kalo malam keluyuran. Ada kerja bakti bersihin mushola dan sekitarnya malah kabur entah kemana. Bilangnya sebagai anak muda butuh hiburan. Waduh, udah mah secara fisik itu memprihatinkan, karena ada cacat sejak lahir, tapi kok nggak sadar diri udah dibantu sama orang, gitu lho. Bukan maksud warga situ pamrih. Tapi kan anak ini nggak melaksanakan kewajiban yang udah disepakati dan memang menjadi tanggung jawabnya. Wajar dong kalo ditegur. Jangan pengen dapet gajinya doang tapi kerjanya kagak ada atau nggak mau. Mudah-mudahan yang kayak gini jumlahnya sedikit ya.

Teguh dalam kebenaran

Sobat gaulislam, ngomongin ikhlas ada juga lho yang berhubungan dengan keteguhan dalam mempertahankan kebenaran. Yup, teguh dalam mempertahankan kebenaran adalah bagian dari keikhlasan kita dalam berjuang. Maksudnya nih, kalo kamu jadi aktivis Rohis, terus ada yang ngeledikin or ada yang mencemooh tentang aktivitas kamu yang, ya pasti beda dong ama anak-anak lain yang nggak jadi aktivis Rohis. Kalo harus dijemberengin sih, intinya aktivis Rohis biasanya beda ama anak-anak yang masih jahiliyah, gitu. Misalnya soal pakaian (menutup aurat atau nggak ketika keluar rumah), soal perhatian terhadap makanan dan minuman (halal or haram), kemudian minatnya yang besar kepada ilmu agama, dan sejenisnya.

Nah, ketika perilakumu yang beda ama anak-anak umum tuh ditunjukkin dalam keseharian kamu, mungkin aja kan ada yang pengen ngeledikin dan mencemooh. Di sinilah diperlukan keikhlasan kamu dalam berpegang teguh di jalan kebenaran yang udah kamu pilih dan pertahankan dengan susah payah. Kalo tujuan kamu adalah menggapai ridho Allah Swt., maka cemoohan bukanlah alasan yang bisa bikin kamu mundur dari kegiatan Rohis. Kalo dengan cemoohan aja bisa mundur, perlu dipoles lagi tuh niatnya. Waspada, sobat!

Masa’ sih? Ya iyalah. Soalnya, niat itu jelas karena ingin mendapat ridho Allah Swt., bukan ridho manusia. Ikhlas hanya ingin mendapatkan penilaian dari Allah Ta’ala semata, insya Allah cemoohan (bahkan mungkin cacimaki) no problem. Kalem aja lagi. Nggak akan mundur dari langkah yang sudah diayunkan ke depan. Nggak bakal berhenti untuk melepas pegangan kebenaran yang selama ini diyakini. Keikhlasan membuat semangat kita nyaris tanpa henti dan tanpa peduli hal-hal yang berkaitan dengan urusan yang bukan karena Allah Swt.

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Teguh dalam kebenaran yang kita yakini adalah upaya untuk mewujudkan ikhlas dalam tindakan nyata. Nggak gentar hadapi ujian. Kalo baru dicemooh aja udah mundur dari kegiatan Rohis atau dari kegiatan dakwah, berarti niatnya ikut kegiatan Rohis dan kegiatan dakwah lainnya belum sepenuhnya ikhlas karena Allah Swt. Sebab, kalo udah ikhlas, kita nggak ngarepin apa-apa, termasuk nggak peduli apakah perbuatan benar kita akan disetujui atau malah ditolak mentah-mentah oleh orang lain. Iya kan? Ya, seharusnya memang begitu.

Rasulullah saw. udah nyontohin gimana teguhnya beliau dalam mempertahankan dan menyebarkan agama Islam ini. Rasulullah saw. pun pernah berkata kepada pamannya, pada saat sang paman didesak penguasa Quraisy agar meminta beliau untuk mengurangi kegiatan dakwahnya: “(Paman), demi Allah, seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan urusan (dakwah) ini, aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah meme­nangkan agama ini atau aku hancur karenanya.” (dalam Sirah Ibnu Hisyam)

So, mulai sekarang kamu bisa benahi diri untuk senantiasa menjadikan ikhlas dalam seluruh amal shalih yang kita lakukan. Niat itu menentukan perbuatan kita, lho. Jadi perlu ditetapkan bahwa ikhlas karena ingin mendapat ridho Allah Swt. sajalah kita melakukan amal shalih, bukan untuk mendapatkan hal lain atau keridhoan dari manusia. Setuju kan?

Allah Swt. berfirman (yang artinya):

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya.” (QS al-Kahfi [18]:110)

“Apa kata Allah” saja deh

Sobat gaulislam, perlu meyakinkan diri agar bisa mantap menyampaikan pendapat bahwa apa yang kita lakukan adalah wajib sesuai “apa kata Allah”, bukan “apa kata orang”. Nilainya beda, mewujudkannya beda, dan tentu pahalanya juga beda. Bener, Bro. Soalnya, kalo udah menjadikan tuntunan Allah Swt. untuk mengatur kehidupan kita, berarti kita udah pasrah dan percaya, serta yakin dan ikhlas karena ingin mendapat ridho Allah Swt. Pedoman kehidupannya adalah al-Quran yang merupakan kalamullah dan juga hadis-hadis shahih dari Rasulullah saw. Panduan yang sangat bagus karena Nabi saw. udah ngasih penjelasan dalam hadisnya (yang artinya):

“Aku tinggalkan bagi kalian dua perkara yang kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh pada keduanya; Kitabullah dan Sunnah nabiNya,” (HR Imam Malik)

Betul banget. Kalo kita udah menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai pedoman hidup kita, berarti kita udah ikhlas untuk diatur oleh Allah Swt. dan RasulNya. Nggak lagi merasa diri harus ngikutin hawa nafsu yang biasanya ingin mendapat imbalan lain ketika melakukan perbuatan yang sebenarnya dilarang dalam Islam. Misalnya nih, kalo nurutin hawa nafsu mengonsumsi narkoba kayaknya asik dan bisa dianggap trendi sekaligus jalan keluar dari problem yang kamu hadapi. But, dalam Islam hal itu justru nggak diperbolehkan bahkan lebih tegas lagi, yakni diharamkan. Di sinilah ikhlas ternyata punya ‘saudara kembar’, yakni ketaatan. Ikhlas dan taat itu saling melengkapi. Kalo kita taat dengan apa yang ditetapkan oleh Allah Swt. dan RasulNya, maka keikhlasan akan mengiringi dan melengkapinya. Ikhlas dan taat kalo disatukan akan menjadi kekuatan besar lho untuk menjaga kita agar tetap berada dalam kebenaran yang kita yakini.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya):

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS al-Ahzab [33]: 36)

Yuk ah, kita wujudkan ikhlas dalam kehidupan sehari-hari dengan tindakan nyata. Salah satunya adalah dengan tetap menjadikan Allah Swt. dan RasulNya sebagai tujuan mendapatkan kebaikan. Kalo Allah Swt. udah ridho dengan apa yang kita lakukan, seisi bumi dan langit kayaknya terasa kecil dibanding kebahagiaan kita. Kalo Allah Swt. menjadi tujuan dalam setiap amal shalih yang kita lakukan, insya Allah akan memudahkan kita untuk senantiasa berbuat ikhlas. Oke siap ya? So, jangan bilang ikhlas jika masih mikirin apa kata orang dan mengharap pamrih lainnya—yang sifatnya duniawi dan fana. Tetaplah beriman, tawakal dan hanya mengharap ridho Allah Ta’ala semata. Keridhoan Allah Swt. jauh lebih berharga ketimbang keridhoan manusia. Sip! [solihin | Twitter @osolihin]

 

                                         Oleh Solihin pada Gaulislam.com
 

Kamis, 28 November 2013

Ganti yang Lebih Baik (Renungan untuk Siapapun yang Berniat Menikah Suatu Saat Nanti)

akhwat-ikhwan1b_thumb[1]

Mbak Zahra, Mbak Zaza, Mbak Ara, Mbak Cinta, dan Mbak Bidadari.

Begitulah panggilanku kepada si Mbak ini. Beberapa tahun lebih tua, Mbak Zahra sudah kuanggap seperti kakak sendiri.

Kami bertemu pertama kali di suatu sore, dimana saat itu hari pertamaku berpindah halaqah ke lain kelompok. Delapan matahari. Begitulah kusebut kelompok itu. Mbak Zahra adalah teman satu halaqah di Delapan matahari.

Di sana aku 'anak bawang'. Paling kecil, paling belakang bergabung, juga paling sering digoda-goda oleh semua Mbak. Mbak Fina, sudah dua tahun menikah dan memiliki 1 orang anak. Mbak Asya, Mbak Tari, Mbak Lulu, pengantin baru. Tinggal Aku, Mbak Zahra, dan Mbak Mia.

Mbak Zahra lebih tua 5 tahun dariku, Mbak Mia lebih tua 3 tahun dariku. Itulah otomatis, mengapa seringkali aku sering jadi objek goda-godaan mereka.. karena aku 'anak bawang'. Hmmpp.. nasib..

Delapan matahari. Kusebut begitu, sebab aku tidak pernah benar-benar menganggap mbak-mbak itu kawan satu halaqah. Mereka semua murobbiku, include Bu Laila. Meski sebenarnya posisi kami setara saja di dalam halaqah, tapi aku tetap merasa tak terlalu berhak menyetarakan diri.

Secara umur kami berbeda jauh. Namun aku senang, setidaknya pembicaraan kami nyambung. Aku pun cukup mengerti saat kadang mereka bercanda atau juga saat diskusi mengenai urusan mereka. Apakah itu cara belanja hemat, tips-tips mendidik anak, atau juga saat mereka berdiskusi tentang 'Mengapa para suami tidak mau mencuci piring sehabis makan?'. Hahaha.. Aku hanya mendengar saja. Paling jauh aku hanya ber-Oooo panjang, atau berceletuk 'Oh gitu ya?', atau juga hanya men-save saja pengetahuan tersebut di dalam otak. Aku anak bawang.

Mbak Mia, sejak dulu memang tidak mau menikah cepat. Di usianya yang 25, Mbak Mia sangat sibuk dengan karirnya. Ia terobsesi menjadi dosen, oleh karena itu saat ini sedang intens sekali menjadi asisten laboratorium dan kuliah doktoralnya. Meskipun aku tahu sekali, banyak ikhwan yang 'mengantri' menunggu si Mbak, apakah itu disampaikan kebada Bu Laila, ataupun langsung kepadanya. Namun Mbak Mia bersikukuh menolak. Ia hanya berkata ringan : belum saatnya. Sedang Mbak Zahra.. aku tak tau. Aku pun masih bertanya-tanya dalam hati, namun tidak berani untuk bertanya langsung.

Hingga suatu ketika, Mbak Zahra dan aku datang lebih awal dalam pertemuan pekanan kami. Ia tiba-tiba mengeluarkan sebuah undangan dari dalam tasnya. Mataku membesar, berusaha dengan kuat untuk melihat nama di depan undangan tersebut sesaat setelah si Mbak mengeluarkannya dari dalam tas. Tapi bukan nama Zahra yang ada di sana, tapi Pinkan.

Mbak Zahra kemudian berujar, "Khansa.. kenal Pinkan kan?".

Memori otakku menggugel, mencoba untuk mengingat-ingat seseorang bernama Pinkan.

'Oohh.. Pinkan yang kuliahnya di Trijaya kan, Mbak? Binaan Mbak Zahra kan???".

Aku ingat! iya, Pinkan. Akhowat berkulit putih bermata bulat, binaan Mbak Zahra sejak beberapa bulan ini. Santai saja, kemudian aku berceletuk,

"Hayoo looh Mbakk.. keduluan sama mutarobbinya loh Mbakkk.. Kapan menikah nih Mbak? Kapan nih Mbak? Hihihihi"

Tanpa dinyana, air mata Mbak Zahra kemudian berubah.

Sesaat aku panik, juga merasa bahwa ada yang salah dari candaanku tadi. Belum sempat Mbak Zahra bicara lagi, kemudian aku meralat,

"Eh.. eh.. eh Mbak... Mbak Zahra.. Mbak Bidadari.. Mbak ku tersayang.. Khansa cuma bercanda Mbakk.. hehe.. jangan diambil serius lho, Mbakk.. ", kataku sambil mengibas-ngibaskan tangan tanda bercanda.

Mbak Zahra tidak berkata apapun. Sesaat kemudian tampak butiran-butiran air mata mengalir dari matanya. Makin lama, makin deras. Ia menangis!

Aku paniiiikkkk sekali. Ya Allah..!! aku telah salah ucap!

"Mbaaaaakkkkkk... Mbak.... maafin Khansa Mbakk... Khansa ga' sengaja.. cuma bercanda, Mbakkk.."

Aku sungguh menyesal. Namun air ludah terlanjur basah. Ia tidak akan kering dalam sekejap. Memang benar kata hadits, bahwa jika kita tidak dapat berkata yang baik, maka lebih baik diam saja. Ya Allah.. aku menyesal sudah membuat Mbak Zahra yang sangat baik, menangis.

Sekitar satu menit Mbak Zahra menangis. Setelah itu air matanya berangsur-angsur surut. Ia kemudian berkata,

"Nggak kok.. nggak..

Khansa ga salah apa-apa..

Mbak nangis, sedih ingat Pinkan. Sedih karena Mbak rasa semestinya Pinkan bisa dapat ikhwan yang lebih baik. Dika, calon suami Pinkan ini akhlaqnya kurang baik. Ia masih ikut genk motor, juga bicaranya kasar. Hanya saja Pinkan mungkin menerima Dika karena orang tua mereka akrab. Ya Rabb.. padahal Mbak sudah berpikir beberapa kemungkinan, kalau-kalau Pinkan bisa menikah dengan salah satu ikhwan yang Mbak pikir bisa mengakselerasi da'wah Pinkan.. Mbak jadi sedih, terlebih sedih karena Pinkan binaan Mbak.."
"Ya Allah.. Mbak Bidadari.. Mbak Ara..!! Khansa kira Mbak nangis gara-gara Khansa bilang keduluan mutarobbi.. Mbakk...".

Sekonyong-konyong aku tertawa terpingkal-pinkal. Menyadari bahwa di dalam kepala kami sedang diputar sinetron yang berbeda dengan tokoh Mbak Zahra di dalamnya. Aku kemudian menggelitik Mbak Zahra. Mbak Zahra terpingkal-pingkal pula dan memohonkan ampun agar aku kemudian berhenti menggelitik.
Sesaat kemudian, aku memberanikan diri, menanyakan hal yang selalu aku simpan dalam hati.
"Mbak Zaza.. Mbak Cinta.. emm..hmm..eu.. Khansa mau nanya, Mbak.. kenapa.. eeu.. hmm, selama 27 tahun ini Mbak ngga segera menikah aja Mbak?"

DUARRRR... hatiku rasanya ingin meledak!
Sungguh ini adalah sebuah pertaruhan yang nyata.

Ada dua kemungkinan :
1. Mbak Zahra akan menjawab seperti biasa tak merasa keberatan ditanya seperti itu,
2. Mbak Zahra tersinggung, lalu pertemanan romantis kami selama ini akan lenyap.

Mbak Zahra diam sejenak. Ia kemudian berkata,
"Dulu, ketika Mbak masih kuliah.. Mbak punya cita-cita, ingin lulus kuliah di hari ulang tahun Mbak..Eh, ternyata, yang lulus kuliah pas hari ulang tahun, itu adik Mbak, Rosita... Dulu juga, Mbak punya cita-cita, setelah lulus kuliah Mbak mau menikah..

Eh, ternyata, yang setelah lulus kuliah langsung menikah itu, tante Mbak..
Mbak merasa, Mbak tidak pernah mendapatkan apa yang Mbak cita-citakan. Namun Mbak bahagia, ternyata Allah memberikan ganti yang lebih baik daripada apa yang Mbak minta, yaitu kebahagiaan orang-orang yang Mbak sayangi..

Kebahagiaan Rosita, kebahagiaan Tante..
mungkin itu adalah jawaban Allah atas doa-doa Mbak..
Allah ganti dengan hal yang lebih baik.."

Lalu aku mendapatkan jawaban pertanyaanku dari jawaban diplomatis Mbak Zahra itu.
Bahwa selama ini, bukannya Mbak Zahra menunda untuk menikah, hanya saja ia mungkin belum menemukan orangnya. Tak pernah ia menunda, juga tak pernah ia berpikir untuk tidak menikah. Sekali lagi, ia hanya belum menemukan orangnya.
Aku terdiam. Hatiku rasanya tersungkur jauh.
Mbak Zahra.. sungguh aku belajar banyak dari Mbak..
Inilah yang namanya Itsar, saling mendahulukan, termasuk juga mendahulukan senang terhadap kebahagiaan saudaranya daripada kebahagiaannya sendiri. Tidak sehelai rambut pun ia iri pada kebahagiaan orang lain, meskipun kebahagiaan tersebut adalah sesuatu yang amat sangat diinginkannya. Mbak Zahra, juga mengajarkan, bahwa mungkin saja kebahagiaan orang-orang yang kita sayangi adalah pengganti dari Allah atas kebahagiaan kita yang tertunda.

Ya Allah.. betapa ternyata mungkin ini yang namanya puncak dari ukhuwah..
Dan kemarin, aku menjadi saksi bahwa janji Allah tidak pernah salah. Perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, begitu pula sebaliknya. Mbak Zahra menikah!

Mbak Zahra begitu cantik dengan kebaya putihnya, beserta jilbab lebar sebagaimana yang ia gunakan sehari-hari.

Setelah 27 tahun bersikukuh pada prinsip dan juga ketawakkalannya, mungkin hari itu Mbak Zahra sedikit dapat bernapas lega.

Jika selama ini aku mengenal beberapa orang teman yang sangat ingin menikah dan Allah belum mengabulkannya, kemudian lantas 'merusak' izzahnya sebagai muslimah tarbiyah dengan hal-hal yang ia anggap sebagai 'pemberontakan' atas takdir Allah yang belum berpihak,

maka mungkin cerita ini bisa jadi sebuah renungan..Bahwa hid

up harus terus berjalan, dengan atau tanpa orang yang menyertai. Tidak boleh menggantungkan amal kita kepada makhluq, karena ini termasuk permasalahan aqidah.

Teruslah beramal, teruslah berkarya..

Juga renungkanlah lagi, sebenarnya kebahagiaan orang-orang yang kita sayangi bisa jadi adalah pengganti yang lebih baik atas apa yang kita inginkan.
Mbak Zahra.. i love you so much.. uhibukkifillah.

-inspired by a true story-

 

                           Linda Studiyanti
 

Rabu, 27 November 2013

Sang Penembus Hujan

66338

 

Ali bin Abi Thalib pernah berkata bahwa jangan meremehkan kebaikan meski itu keluar dari mulut anak kecil.


Siang itu seorang binaan saya meng-sms ingin ditemani ke suatu tempat. Seorang siswa sma kelas 2. Anaknya pintar, lucu, dan saya melihat garis-garis kesungguhan pada matanya. Kesungguhan pada apapun.. pada urusan sekolah, pada urusan amanah da'wah, pada urusan ekstrakurikuler, juga pada janji. Termasuk juga hari itu, saya belajar pada kesungguhannya akan harapan.

Ia minta ditemani untuk mencari pembicara tabligh akbar. Lalu saya meng-iya kan saja. Saya senang melayani siapa saja yang pro-aktif dan inisiatif, apalagi jika itu binaan-binaan saya. Tapi kondisinya memang lucu, di sekolah tersebut rohisnya memang kurang berkembang, sehingga hanya ia lah dan segelintir teman yang ngos-ngosan berusaha agar rohis tetap ada. Tak ada ikhwan rohis kelas 2. Itulah, mengapa secara tersirat, saya dapatkan fakta tersembunyi, binaan saya inilah ketua rohis kelas 2 secara de jure. Walaupun secara de facto ketua masih dipegang kelas 3 ikhwan (yang sudah dua tahun ini menjabat karena regenerasi mandet). Tak apa, masih ada bibit-bibit semangat.

Kelas 2 sma. Mungkin gelora da'wah saya tak sebesar itu dulu. Ia lebih, lebih dari saya. Maka siang itu kami berjanji bertemu, jam 12 siang dekat tempat saya bekerja. Namun siang itu hujan turun dengan derasnya. Deraas sekali. Saya sih cuma mengambil default saja, kalau-kalau janji ini harus batal.

Setengah jam saya tunggu ia di dekat gerbang. Tidak datang-datang juga sampai ia akhirnya meng-sms, "teh aku udah dkt". Oh, ternyata jadi. Ia datang menepati janjinya. Mata saya menyapu langit, hujan masih bersemangat turun nampaknya. Mendung masih tergelayut. Duh, kasihan sekali ia, "sama siapa dek? naik apa?". Sms kemudian masuk lagi, "sndri teh, naik motor". Saya membayangkan dengan pilu, baju putih abunya pasti basah kuyup. Jilbab putihnya juga. MasyaAllah..

Beberapa lama kemudian sms masuk darinya, "teh, aku di kios-kios depan, neduh". Saya langsung beranjak dari tempat. Dari kejauhan saya melihat ia. Bajunya basah kuyup sampai rok-roknya. Yang aslinya berwarna abu, sekarang lebih dekat ke biru dongker karena basah. Rupanya ponco besar pun belum mampu menghalau hujan deras tadi. Juga saya lihat kaus kakinya dilepas. Terlihatlah jempol kakinya berderak-derak pertanda kurang nyaman menggunakan sepatu basah itu. Mungkin tadi di jalan kecipratan air kotor, sehingga kakinya gatal. Hampir saja saya berniat berkata, "hati-hati ada ikhwan dek, nanti kakinya kelihatan..". Tapi.. hmm.. sudahlah, mungkin ini bukan saat yang tepat untuk menjelaskan. Tak apa, bertahap saja..

Ia melambaikan tangannya saat saya mendekat. Tidak ada cemberut, juga tidak ada rona menyesal. Seperti biasa ia terlihat semangat. Kemudian saya berpikir, apa kata pertama yang akan saya ucapkan. Ini pasti berpengaruh pada psikologinya. Tapi ia telah lebih dulu berkata, "teh.. bener kan kita bisa?? kita bisa ngadain tabligh dengan undang ustadz terkenal ke sekolah?? aku pengen anak-anak tau, kalau rohis masih ada.. rohis masih ada, teh..!".

Jika bisa, mungkin saya akan meleleh di sana saking takjubnya padanya. Saya mungkin bukan alumni dari sekolah mereka, hanya mentor outsource. Tapi saya senang sekali, hari gini masih ada anak rohis yang tidak rela jika rohis hilang. Semangat seperti ini yang mungkin tidak saya temukan pada sekolah-sekolah kondusif yang rohisnya sudah stable. Karena mereka tidak pernah merasakannya, bagaimana sedihnya rohis tanpa kegiatan, tanpa alumni, juga tanpa regenerasi.

Ia menghulurkan sebuah helm pada saya. Yang rupanya sudah disiapkan sejak pagi tadi. Kami pun pergi mencari ustadz. Ini Out Of Topic, tapi rasanya aneh dibonceng anak sma. hehe, lupakan.

Inilah yang membuat saya entah mengapa ketagihan pada pemuda pemudi seperti mereka, thullaby. Mereka selalu meyakinkan saya, kalau ketulusan itu masih ada di bumi ini.

Jika anda menemukan orang-orang dengan karakter seperti ini,
jangan berpaling muka, layanilah mereka dengan semampunya.
Seperti kisah pada surat 'Abasa, mereka adalah prioritas pertama da'wah kita.

#untukmu di luar sana, bagaimana kabar rohis di sekolahmu? masih ada kah? masihkah ia mencetak orang-orang 'sepertimu?'

 

                           Linda Studiyanti
 

12 Makanan yang Tidak Hanya Yummy tapi juga Menggemaskan! :D

Lucu-lucu banget >.<

sayangnya saya tak bisa bikin 

*belum nyoba deng :D

yah, kapan-kapan deh, insyaallah... hehehe

bukan sayah yang bikin loh #catet

diambil dari berbagai blog dan website.. dengan semena-menanya saya namai sendiri.. piss ah

1. Nasi goreng beruang bobo..

Diliat dari bentuknya, tubuh beruang dibuat pakai nasi goreng biasa. Selimut beruang dibuat pakai telur dadar, diolesin saos tomat. Telinga, mulut, dan tangan beruang dibuat pakai keju. Di samping-samping, hiasannya pakai sosis dibikin bunga, plus brokolli biasa. Nah, tapi itu mata nya pakai apa yak? di samping beruang, itu tuh ayam atau bebek sih? #entah. Tapi keknya mata beruang dibikin pake spidol..(ngawur.com). Ahaha, skip dulu deh..

makanan-yang-mudah-dipadu-dengan-sayuran-untuk-anak-anak

2. Nasi goreng beruang bobo buat 4 orang

Nah, kalau nyang ini, satu wajan kan nasi gorengnya banyak. Jadinya (mereun) bisa jadi 4 porsi. Makanya jadilah 4 beruang bobo ini. Bahannya cuman 2, nasi goreng sama telor dadar. Cocok buat hidangan di saat kantong tipis tapi ingin keliatan heppi.. hehehe. Telor dadarnya dimasak pake teplon (teflon, maap urang sunda) supaya tipis. Terus setengah bagian dibikin jadi selimut, setengah lagi dibikin jadi bantal. Telinga beruang sama mulut beruang dibikin dari potongan telor dadar juga.. terus nyang item-item, itu dibikin pake meses apa yak (ngawur part 2). Ehehe, mana ada nasi goreng pake meses? hihihi. Keknya pakai rumput laut kering, apa yah? digunting terus dibikin mata dan mulut (niat pisaaan). 

1348027937_246630_409654149100806_1870590286_n

3. Telor bunga..
Hwaa.. pengen beli cetakan bunganya!!! tapi-tapi, konon orang tua bilang bahwa kebanyakan makan telor akan menyebabkan bahaya bisul. Aydah.. tapi lumayan lah, jika hidangan di kulkas hanya tinggal telor, dekorasi bentuk bunga ini akan menyebabkan efek lebih bahagia.. #weiss. Meskipun telor, namun teu telor-telor teuing lah ya.. wkwkw. Telor ceplok sangat populer di warteg untuk anak kosan yang mencoba bertahan hidup di tanggal tua, "mang, nasi jeung telor ceplok". Lalu dengan sigap petugas warteg menyediakan hidangannya, "Yeuh, nasi telor, tilu rebu!". Mantab. Subhanallaah.. petugas warteg sangat berjasa menghantarkan para mahasiswa menuju gerbang sarjana.. bravo mang warteg.. bravo.

tumblr_lh2yh6ysgi1qzk4ruo1_500

4. Telor bebek lucu..

Nah, kalau yang ini, niat pisaaaan.. Telor rebus dibikin bebek. Itu paruh-paruhnya pake wortel, yang sekeliling bebek, selada. Kalau saya mah : kagak dah bikin nyang ginian. Kagak efektif efisien. Hehehe. Namun saya apresiasi yang membuat kreasi ini sebagai orang yang sangat niat mengkampanyekan, 'Ayo Makan Telor'. Andai Ade R*i sebagai pecinta telor melihat telor-telor ini, pastilah ia sangat bahagia.

08.wir.skyrock.net

5. Nasi goreng ubur-ubur..

Nasi goreng biasa, pake sosis, terus pake kacang polong. Biar ga garing, sosisnya dibikin ubur-ubur. Baydewei, itu mata ubur-ubur dibuat pake spidol juga gitu yah? (maksa.com) kagak racun, apah? Di samping nasi goreng ada roti yang dibentuk pakai ikan, sereal bentuk ikan, anggur, ama kulit jeruk. Nah, saya bingung itu kulit jeruk bentuk bintang buat ape ye? kalo diganti pake belimbing, nampaknya lebih fungsional.. (kata orang yang bikin : biarin aja! masalah buat lo?). Ampuun mpok.. 

preschooler-bento-110711

6. Nasi kuning bebek..

Bagi pecinta nasi kuning, kini ada kabar gembira.. nasi kuning hadir lebih fresh dengan bentuk bebek atau semacamnya.. nasi kuningnya dibikin jadi bebek (bebek gitu? kok kayak kura-kura??). Ah, pokoknya kata saya bebek, ya bebek dah. Kakinya dibuat pakai wortel, di sampingnya selada-selada biasa. Plus ayam, tempe kering, sama telor. Biasa sih..tapi bikin lebih asik makan nasi kuning (tetep aja nasi kuning, Nyak!). 

Naskun Bento ~ Kura2

7. Roti kepik dan buah-buahan..

Ituh rotinya roti tawar coklat, ditambah sayap kepik yang terbuat dari keju kiloan yang diiris --> tebalnya beda sih ky keju lembaran.. matanya pake apa yah itu? pake permen mentos gitu yah? yang itemnya pake coklat chacha? #sotoy. Sisanya buah-buahan biasa.. 

bento2-001_zpscc363511

8. Roti keju gajah..
Yang ini, sebenernya mirip2 sama yang atas.. roti tawar coklat dibikin bentuk gajah. Terus bikin gajah juga pake keju. Mata gajah, pake helaian rumput laut. Naah, tapi yang warna pink teh apa ya? #berpikir keras. Samping-sampingnya mah biasa aja, stroberi, brokoli, sama sosis dibikin bunga. 

0d0e37f764ef

9. Roti keju spongebobs patrick..

Lebih jelasnya aye kagak tau dah ini roti atau apa. Anggap saja roti.. (maap ye nyang bikin..). Beneran ga kebayang bikinnya, nicetry buat yang bikin.. kagak ketebak dah. Oke skip.. lanjut yang lain..

6c626d041f72111d525745

10. Nasi bola.. huks

Kunaon make aya 'huks' na sagala? hahaha, kagak demen bola, aye. Tapi ndak apa-apa dah, lucu soalnya. Di sebelah kiri, itu daging asap ditumis sama brokoli, udang, plus keknya ada mayonesnya juga.. Bola sepak dibikin pake gumpalan nasi, ditambah aksen item-item dari helaian rumput laut. Sebelah kanan, itu mah pyur nasi sama helaian rumput laut. Yang kuning-kuning, itu keju.. yang biru sama merah itu bikinnya pake apa yaaa? yang merah mungkin cabe/ sosis, tapi yang biru?? #berpikir keras 

1305742584_bento_lunches_31

11. Nasi hello kitty

Dua kata : klepek klepek

2276x155

12. Tumpeng angry birds..

Nah yang ini nasi tumpeng, tapi di atasnya ditambahin angry birds. Daripada beli bolu ulang taun, mending nasi tumpeng sekalian dah. Itu karena, orang Indonesia, kalau belum makan nasi dianggap belum makan. Dengan itu, resiko gendut makan bolu ulang taun lebih besar daripada tumpeng ulang taun. Kalau bolu, abis makan bolu, pasti nyari nasi.. kalau nasi, amaan. 

nasi tumpeng angry-birds

Terima kasih banyak untuk yang punya foto.. special thanks to mas gugel.. matur nuwun inspirasinya. Maap komentarnya banyak yang ngasal, ndak usah dimasukin hati.. hohoho

 

                           Linda Studiyanti
 

Senin, 25 November 2013

Galau? Ini Doa yang Diajarkan Rasulullah untuk Menghilangkannya…

kuntum, din syamsuddin, sana-sini, remaja mudah galau, hilda annisawati, anom prihantoro

Yang namanya manusia bro. Kondisi hatinya selalu tidak menentu. Kayak mimin aja nih. Kalau mau ujian sekolah, bawaannya galau melulu. Kalau gak diobatin, konsentrasi bisa buyar. Untung selalu ada kakak mentor untuk tempat curhat dan menumpahkan beban hidup. (Sorry ya kak… :P) Jadinya galaunya gak keterusan sampai gak bisa tidur. Kakak mentor mimin mengajarkan sebuah doa yang bisa menghilangkan kegalauan. Asli dari Rasulullah. Istilahnya Ma’tsur. Cobain deh! Insya Allah hilang…. Begini doanya bro..

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Tidak ada sebuah kegalauan pun, tidak pula sebuah kesedihan, yang menimpa seorang hamba kemudian hamba itu membaca doa berikut:

اللهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي، وَنُورَ صَدْرِي، وَجِلَاءَ حُزْنِي، وَذَهَابَ هَمِّي،

“Ya Allah, aku adalah hamba-Mu putra hamba-Mu putra hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku berada di tangan-Mu, ketetapan-Mu pasti berlaku atas diriku, keputusan-Mu pasti adil bagiku…

Aku meminta kepada-Mu dengan perantaraan setiap nama yang Engkau miliki dan Engkau namai diri-Mu dengan nama tersebut, atau (setiap nama-Mu yang) Engkau ajarkan kepada salah seorang makhluk-Mu, atau (setiap nama-Mu yang) Engkau turunkan dalam kitab suci-Mu, atau Engkau simpan sendiri dalam ilmu ghaib di sisi-Mu…

(Aku meminta kepada-Mu) jadikanlah Al-Qur’an sebagai taman hatiku, cahaya dadaku, pengusir kesedihanku dan penghilang kegundahanku“

Setelah kita mengucapkan doa di atas, Allah akan menghilangkan kegundahan dan kesedihan, dan Allah akan menggantikannya dengan kegembiraan, Insya Allah..

Maka sahabat bertanya kepada beliau,

يَا رَسُولَ اللهِ، أَلَا نَتَعَلَّمُهَا؟

“Wahai Rasulullah, tidakkah sebaiknya kami mempelajari doa ini?”

Beliau pun menjawab,

بَلَى، يَنْبَغِي لِمَنْ سَمِعَهَا أَنْ يَتَعَلَّمَهَا

“Tentu saja, orang yang mendengar doa ini sudah selayaknya untuk mempelajarinya.”

(HR. Ahmad no. 3712, Ibnu Abi Syaibah no. 29318, Abu Ya’la no. 5297, Ibnu Hibban no. 972, Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir no. 10352, Al-Hakim no. 1877, Al-Bazzar no. 1994 dan Ibnu Suni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 342)

Wahai Pemuda, Tirulah Bunglon!

62e60924b92157f723d4e2fa6626e49992557a38-mm-4d8755d7766480-72530820

dakwatuna.com – Bunglon, hewan yang sudah tidak asing lagi bukan? Keunikannya melindungi diri dari pemangsa dengan cara merubah warna sesuai dengan tempat yang dia tempati. Ketika berada di batang pohon coklat, maka kulitnya akan berubah menjadi coklat, begitupun saat berada di daun yang hijau, maka bunglon akan menjadi hijau.

Belajar dari bunglon adalah rumus ampuh untuk menakluki semua tantangan dakwah yang ada. Tantangan dakwah di zaman modern ini yaitu adanya kaum Yahudi yang tidak sedikit menjamah media, baik media maya, perfilman, perekonomian. Hampir seluruh ranah dikuasai oleh Yahudi. Tidak begitu terlihat, tetapi memberikan efek dahsyat.

  • Ada 60.000 buku dalam 150 tahun, yang diterbitkan untuk menghina Rasulullah Saw, tapi sedikit media kita melawannya.
  • Injil telah diterjemahkan dalam 2032 bahasa yang berbeda di seluruh dunia (1997), sedangkan Al-Qur’an cuma diterjemahkan dalam 100 bahasa saja.
  • Dengan itu Kristen mampu menguasai 80% agama di dunia.
  • Al-Qur’an diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pertama kali justru oleh Missionaris.
  • Majalah Missionaris (Plain Truth) ditujukan untuk non-Kristen dan dibagikan gratis di seluruh dunia.
  • Media-media skala dunia dikuasai oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.[1]

Bunglon yang dapat dengan cepat beradaptasi dengan lingkungan, patut kita tiru dalam kehidupan menyampaikan kalam Allah. Tidak harus menjadi seorang jurnalis, editor, pejabat atau pekerjaan strategis lainnya, tidak harus menjadi orang hebat kemudian berdakwah. Sebuah paradigma yang harus di hapus mulai saat ini.

Menjadi diri sendiri dalam proses pembelajaran sambil berdakwah bisa kita lakukan. Seperti bunglon, kapanpun, bagaimanapun, dan di manapun hewan itu akan cepat beradaptasi. Maka, kita bisa berguru dengan tingkah hewan unik tersebut. Berada di zaman modern, tidak lagi membuat diri terkungkung akan ketakutan, lawan saja semua tantangan.

Kapanpun.

Dakwah ini akan terus memberikan kesegaran setiap saat, bagaimana kita mengolahnya dengan baik. Meracik ilmu kemudian menyampaikan dengan halus dan baik. Tidak harus menunggu kegiatan-kegiatan besar, misalkan khutbah, ceramah, atau diundang sebagai pemateri. Tanpa kegiatan besar tersebut kita masih bisa berdakwah, melihat ada teman yang membuang sampah sembarangan kemudian kita menegurnya, bukankah itu sebuah dakwah?

Di manapun

Menunggu menjadi pemateri kemudian menyampaikan ilmu di mimbar, panggung atau tempat megah lainnya, bukan saatnya lagi seperti itu. Jika menunggu ingin dakwah di tempat yang megah, maka kehidupan dunia ini akan kering kerontang kehausan ilmu. Dalam setiap langkah kita bisa menjadikan itu sebagai moment kita untuk berdakwah, ketika ada sahabat yang minum sambil berdiri di kelas, ada kawan yang makan menggunakan tangan kiri, akankah diam menunggu panggilan seseorang untuk berdakwah di mimbar? Tentu tidak.

Bagaimanapun

Dakwah itu adalah jalanan penuh rintangan, banyaknya jalan penuh kerikil. Tidak mulus seperti jalan tol. Ketika berdakwah tentu akan manis juga pahitnya akan kita rasakan. Bagaimanapun yang nanti kita dapatkan, kita harus sudah siap dengan segalanya. Cacian, hinaan, dan masih banyak lagi. Di situlah ujian peningkatan iman kita. Maka, tersenyumlah karena ujian dalam dakwah adalah wujud cinta Allah terhadap kita. Berikut firman Allah dalam surah Ash Shaff: 8

“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya”.

Rasulullah SAW bersabda “Ballighuu annii walau aayah” yang memiliki arti sampaikanlah walau satu ayat. Hadits tersebut menunjukkan bahwa semua orang berpeluang untuk berdakwah, bahkan bagi mereka yang baru mengenal Islam. Meniru bunglon yang bertingkah kapanpun, di manapun, dan bagaimanapun, membuat dakwah menjadi lebih indah.

Pemuda Islam Lebih Hebat dari Sang Bunglon

Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- bersabda dalam hadits Abdullah bin Mas’ud -radhiallahu ‘anhu-, “Tidak akan beranjak kaki anak Adam pada Hari Kiamat dari sisi Rabbnya sampai dia ditanya tentang 5 (perkara) : Tentang umurnya di mana dia habiskan, tentang masa mudanya di mana dia usangkan, tentang hartanya dari mana dia mendapatkannya dan ke mana dia keluarkan dan tentang apa yang telah dia amalkan dari ilmunya”. (HR. At-Tirmidzi)[2]

Sesuai dengan hadits di atas, menunjukkan bahwa nikmat terbesar adalah masa muda. Karena kita tidak akan melalui masa muda kembali. Pemuda Islam tentunya menjadi harapan besar dalam stir kemajuan dakwah saat ini. Konsep bunglon “kapanpun, di manapun dan bagaimanapun” tidak akan terlaksana dengan hebat tanpa adanya kekuatan dari pemuda.

“Berikan aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Jika kau beri aku satu pemuda, niscaya akan ku guncang dunia”[3]. Sungguh bangga kaum pemuda, Soekarno ikut serta mengagungkan kekuatan pemuda. Lantas berdiam diri sajakah? Tentunya ada rasa malu, ketika Islam memuji, Soekarno juga memuji, tapi pemuda hanya berdiam diri, sibuk oleh gadget terbarunya sambil menikmati empuknya kasur. Akankah pemuda Islam seperti itu?

Berikut adalah karakteristik yang harus dimiliki oleh pemuda:

1. Memiliki keberanian (syaja’ah) alam menyatakan yang benar itu benar dan yang batil itu batil, lalu ia siap menanggung risiko ketika mempertahankan keyakinannya. Contohnya adalah pemuda Ibrahim yang menghancurkan berhala-berhala kecil, lalu menggantungkan kapaknya di leher berhala yang besar untuk memberikan pelajaran kepada kaumnya bahwa menyembah berhala itu sama sekali tidak bermanfaat. Kisah keberanian Ibrahim di kisahkan dalam al Quran surat al-Anbiya: 56-70.

2. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (curiosity) untuk mencari dan menemukan kebenaran atas dasar ilmu pengetahuan dan keyakinan. Artinya, tidak pernah berhenti dari belajar dan menuntut ilmu pengetahuan (QS. al Baqarah: 260).

3. Selalu berusaha dan berupaya untuk berkelompok dalam bingkai keyakinan dan kekuatan aqidah yang lurus, seperti pemuda Ashabul Kahfi yang dikisahkan dalam al Quran Surat Al Kahfi: 13-25. Jadi berkelompok bukan untuk berhuru-hara atau sesuatu yang tidak bermanfaat.

4. Selalu berusaha untuk menjaga akhlaq dan kepribadian sehingga tidak terjerumus pada perbuatan asusila. Seperti kisah Nabi Yusuf AS (QS. Yusuf: 22-24).

5. Memiliki etos kerja dan etos usaha yang tinggi serta tidak pernah menyerah pada rintangan dan hambatan. Hal itu dicontohkan pemuda Muhammad yang menjadikan tantangan sebagai peluang hingga ia menjadi pemuda yang bergelar al-amin (terpercaya) dari masyarakat.[4]

Pemuda adalah mesin kehidupan, di mana pemuda akan menjadi pemimpin masa depan. Menjadi pribadi yang lebih baik ketika tidak sekadar menggunakan konsep bunglon, tetapi dilengkapi dengan lima hal tersebut, akan memudahkan dakwah di zaman sekarang, terutama media.

Catatan Kaki:

[1]  Aditya Abdurrahman ST.M.Med,Kom, materi dalam FSLDK

[2] http://al-atsariyyah.com/pemuda-dalam-islam.html

[3] Buku Belajar Merawat Indonesia hai:14

[4] http://www.usahamaju.com/2010/10/29/karakteristik-sosok-pemuda-ideal-dalam-al-quran-al-hadits/

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/11/25/42643/meniru-bunglon-rumus-ampuh-dalam-zaman-penuh-tantangan/#ixzz2ldykNegw
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

 

                                         Dakwatuna.com
 

Sabtu, 23 November 2013

Ketika Cinta Palsu Menghinggapi Akhwat

tanda-cinta-palsu---cinta-palsu-sakit-hati---cemburu---kecewa---patah-hati---lovers---love---cinta---i-love-u

 

                                         Renungan Kisah Inspiratif
 

♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Akhwat Jatuh Cinta??

Tak ada yang aneh, mereka juga adalah manusia...

Bukankah cinta adalah fitrah manusia???

Tak pantaskah akhwat jatuh cinta???

Mereka juga punya hati dan rasa...

Tapi tahukah kalian betapa berbedanya mereka saat cinta seorang lelaki menyapa hatinya??? Tak ada senyum bahagia, tak ada rona malu di wajah, tak ada buncah suka di dada...

Namun sebaliknya...

Ketika Akhwat Jatuh Cinta...

Yang mereka rasakan adalah penyesalan yang amat sangat, atas sebuah hijab yang tersingkap... Ketika lelaki yang tak halal baginya, bergelayut dalam alam fikirannya, yang mereka rasakan adalah ketakutan yang begitu besar akan cinta yang tak suci lagi...

Ketika rasa rindu mulai merekah di hatinya, yang mereka rasakan adalah kesedihan yang tak terperih akan sbuah asa yang tak semestinya…

Tak ada senyum bahagia, tak ada rona malu… Yang ada adalah malam-malam yang dipenuhi air mata penyesalan atas cinta-Nya yang ternodai… Yang ada adalah kegelisahan, karena rasa yang salah arah… Yang ada adalah penderitaan akan hati yang mulai sakit…

Ketika Akhwat Jatuh Cinta…

Bukan harapan untuk bertemu yang mereka nantikan, tapi yang ada adalah rasa ingin menghindar dan menjauh dari orang tersebut…

Tak ada kata-kata cinta dan rayuan…

Yang ada adalah kekhawatiran yang amat sangat, akan hati yang mulai merindukan lelaki yang belum halal atau bahkan tak akan pernah halal baginya…

Ketika mereka jatuh cinta, maka perhatikanlah, kegelisahan di hatinya yang tak mampu lagi memberikan ketenangan di wajahnya yang dulu teduh…

Mereka akan terus berusaha mematikan rasa itu bagaimanapun caranya… Bahkan kendati dia harus menghilang, maka itu pun akan mereka lakukan....

Alangka kasihannya jika akhwat jatuh cinta… Karena yang ada adalah penderitaan…

Tapi ukhti… Bersabarlah… Jadikan ini ujian dari Rabbmu…

Matikan rasa itu secepatnya…

Pasang tembok pembatas antara kau dan dia…

Pasang duri dalam hatimu, agar rasa itu tak tumbuh bersemai…

Cuci dengan air mata penyesalan akan hijab yang sempat tersingkap...

Putar balik kemudi hatimu, agar rasa itu tetap terarah hanya padaNya…

Pupuskan rasa rindu padanya dan kembalikan dalam hatimu rasa rindu akan cinta Rabbmu…

Ukhti… Jangan khawatir kau akan kehilangan cintanya…

Karena bila memang kalian ditakdirkan bersama, maka tak akan ada yang dapat mencegah kalian bersatu…

Tapi ketahuilah, bagaimana pun usaha kalian untuk bersatu, jika Allah tak menghendakinya, maka tak akan pernah kalian bersatu…

Ukhti… Bersabarlah… Biarkan Allah yang mengaturnya...

Maka yakinlah... Semuanya akan baik-baik saja…

Semua Akan Indah Pada Waktunya…

♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

 

Jumat, 22 November 2013

Tutorial : Membuat Gambar Akhwat Berjilbab

Gambar maknanya lebih dari 1000 kata. Quote siapa itu ya? Atau mimin ngasal sepertinya. :P hehe..

By the way, gambar itu bro, bisa membantu visualisasi dakwah kita menjadi lebih efektif. Dakwah tidak cukup dengan tulisan. Gambar yang menarik bisa membuat pesan dakwah lebih mudah tersampaikan. Seperti komik- komik dari The Muslim Show ini.

1424471_440076316114448_315889746_n

Sederhana namun pesannya tersampaikan. Gak heran Page Facebook The Muslin Show sudah di-Like sebanyak hampir 400.000! Wow… Subhanallah ya!

Kamu juga bisa membuat komik/karikatur Muslim. Di jagat cyber, ada banyak situs Islami yang menawarkan tutorial menggambar islami GRATIS!. Salah satunya Muslim manga.org Di sana kamu bisa banyak mendapat artwork, dan tutorial menggambar islam khususnya akhwat berjilbab. Salah satunya tutorial menggambar hijab berikut ini :

 how_i_draw_veil___hijab_by_sharaps-d6u39s1

Gak sulit kan, Insya Allah.. Sebelum menggambarnya, baca bismillah dulu. Biar bernilai pahala di sisi Allah dan dimudahkan.. :)

“Saya jadi Pencuri adalah Karena Takdir Allah!”

allah-islam-31505359-800-600

Mimin membaca sebuah cerita yang menarik dari bukunya Salim A Fillah “ Jalan Cinta para Pejuang”. Sudah pernah baca? Pasti tahu cerita yang berikut ini dong…

Adalah seorang santri suatu malam memanjat pohon rambutan di depan rumah Ustadznya. Dan ia membawa karung. Diunduhnya semua yang terjangkau oleh tangannya. Arkian santri-santri sekompleksnya pun kenyang makan rambutan malam itu.

Keesokan harinya, tanpa penyelidikan yang muluk-muluk, para santri yang tak kebagian rambutan sudah membawa tersangkanya ke hadapan sang Ustadz,

Sang guru bertanya, "Mengapa kau curi rambutan?"

"Takdir Ustadz.."

Sang Ustadz menjewer telinga santrinya, memuntirnya, sampai tubuh bersarung itu terputar-putar mengikuti telinganya.

"Adao.. Sakit Ustadz. Kok saya dihukum? Padahal saya mencuri itu kan sudah menjadi takdir Allah?'

'Lho, jeweran ini juga takdir!"

Takdir” adalah satu rukun Iman yang menurut mimin memang sulit dipahami. Bukan karena informasinya yang terbatas. Ayat – ayat mengenai takdir bertebaran luas di dalam Al-Qur’an. Hadits – hadits Rasulullah SAW pun banyak yang membahas mengenai takdir.

Takdir terasa sulit dipahami karena terkadang ego kita begitu lemah dalam menghadapi kenyataan hidup. Celoteh  - celoteh seperti “Dunia itu kejam” , “Kesehatan hanya milik orang berduit” , “Orang miskin dilarang sakit” , “Kenapa orang sholeh miskin dan orang sering maksiat kaya??” membuat pemahaman kita mengenai takdir menjadi meleset dari apa yang dikehendaki Allah dalam Al-Qur’an. Ya, seperti cerita santri di atas.

 

Kita boleh Berusaha. Allah yang Menentukan

Coba sekarang mimin tanya. Siapakah orang yang paling kalian percayai kata-katanya bila berbicara mengenai kesehatan? Dokter?? Sekarang kalau mimin bertanya SIAPA yang kata-katanya MAKSUM (tidak ada cela dan kesalahan) jika berbicara mengenai kesehatan dan dipakai oleh seluruh muslim sedunia? Terbersit ada kata ‘muslim’ dari pertanyaan mimin barusan, barulah jawabannya serentak “RASULULLAH SAW”!! yang bergemuruh.

Ya, begitu banyak hadits-hadits Rasulullah SAW yang berbicara mengenai kesehatan dan digunakan oleh seluruh muslim sedunia. Beberapanya mimin kutip :

Tidak Berlebihan dalam Makan

Dari Miqdam bin Ma’dikariba berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda “tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), jika tidak bisa demikian, maka hendaklah ia memenuhi sepertiga lambungnya untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga untuk bernafas” (HR. At-Tirmidzi)

PENAWAR PADA SAYAP LALAT

Dari Abu Hurairah r.a beliau berkata bahwa Rasulullah pernah bersabda: “Apabila seekor lalat masuk ke dalam minuman salah seorang kalian, maka celupkanlah ia, sebab pada salah satu sayapnya terdapat penakit dan pada sayap lainnya ada obat penawarnya, maka dari itu celupkan semuanya.” (HR. Abu Daud)

MENJILATI TANGAN

Dari Ibn ‘Abbas bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: "Apabila salah seorang kamu makan makanan, janganlah dia mengelap tangannya hingga menjilatinya atau meminta orang menjilatinya. Dan janganlah dia mengangkat piringnya hingga menjilatinya atau meminta orang untuk menjilatinya., karena pada makanan terakhir terdapat barakah." (HR. Bukhari )

BERSYIWAK

Dari Zaid bin Khalid al-Juhanni, beliau berkata “saya mendengar Rasulullah SAW. berkata: “ jika saja tidak memberatkan umatku maka sungguh akan ku perintah mereka untuk bersyiwak setiap akan mendirikan shalat.” (HR: Malik, Ahmad dan An-Nasa’i. Ibnu Khuzaimah menshahihkannya)

OLAHRAGA RENANG

dari Bakar bin Abdillah bin Rabi’ al-anshari berkata :berkata Rasulullah SAW. “ajarilah anak anakmu berenang dan melempar lembing, termasuk juga perempuan perempuan di rumahnya menenun, dan apabila kedua orangtuamu memanggil maka utamakan ibumu”.

HABBAH SAUDAH

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah telah menceritakan kepada kami Isra`il dari Manshur dari Khalid bin Sa'd dia berkata; Kami pernah bepergian yang di antaranya terdapat Ghalib bin Abjar, di tengah jalan ia jatuh sakit, ketika sampai di Madinah ia masih menderita sakit, lalu Ibnu Abu 'Atiq menjenguknya dan berkata kepada kami; Hendaknya kalian memberinya habbatus sauda' (jintan hitam), ambillah lima atau tujuh biji, lalu tumbuklah hingga halus, setelah itu teteskanlah di hidungnya di sertai dengan tetesan minyak sebelah sini dan sebelah sini, karena sesungguhnya Aisyah pernah menceritakan kepadaku bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya habbatus sauda' ini adalah obat dari segala macam penyakit kecuali saam. Aku bertanya; Apakah saam itu? beliau menjawab: Kematian.. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

BEROBAT DENGAN MINYAK ZAITUN

Dari ‘Umar, beliau berkata bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Berobatlah dengan minyak zaitun dan minyakilah dengannya, karena ia berasal dari pohon yang penuh barakah”

KURMA ‘AJWAH

Diriwayatkan oleh Sa’d bin Abi Waqash, beliau berkata bahwa saya mendengar Rasulallah SAW pernah bersabda: Barang siapa pada pagi harinya makan 7 (tujuh) butir kurma ‘ajwa, maka pada hari itu tidak akan membahayakannya segala bentuk sihir dan racun. (HR. Abu ‘Uwanah dan Baihaqi)

BEROBAT DENGAN MADU

Dari Abi Sa’id: “Ada seseorang menghadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata: ‘Saudaraku mengeluhkan sakit pada perutnya.’ Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Kemudian orang itu datang untuk kedua kalinya, Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Orang itu datang lagi pada kali yang ketiga, Nabi tetap berkata: ‘Minumkan ia madu.’Setelah itu, orang itu datang lagi dan menyatakan: ‘Aku telah melakukannya (namun belum sembuh juga malah bertambah mencret).’ Nabi bersabda: ‘Allah Mahabenar dan perut saudaramu itu dusta. Minumkan lagi madu.’ Orang itu meminumkannya lagi, maka saudaranya pun sembuh.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim –redaksi dari al-Bukhari-)

BERBEKAM

Dari Ibnu Abbas, beliau berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbekam dan memberikan upah kepada tukang bekam. Seandainya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui bahwa hal tersebut terlarang, tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak akan memberi upah kepadanya.” (Hr. Bukhari, no. 2159)

Terbukti selama hidup, Rasulullah tidak pernah sakit kecuali dua. Yaitu demam dan sakit menjelang kematiannya. Begitu hebatnya Rasulullah SAW menjaga kesehatan, tetap tidak bisa terhindar dari takdir Allah berupa kematian di umur 60 Tahun. Padahal begitu banyak orang yang gaya hidupnya tidak sesehat Rasulullah SAW, namun mampu hidup hingga 80, 90 atau bahkan 100 tahun. Itulah yang kita maknai takdir. Kita yang berusaha, namun Allah juga yang menentukan.

…Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu?… (Al-Imraan : 159 – 160)

Kita belajar, tapi Allah yang menentukan lulus Ujian Nasional apa enggak. Kita ingin mendapatkan pasangan hidup, tapi Allah yang menentukan siapakah kelak yang jadi pendamping hidup kita. Kita mencari harta, tetaplah Allah yang menentukan berapa harta yang kita miliki hari ini, esok dan di masa yang akan datang. Kita yang berusaha, Allah lah yang menentukan.

TAPI, bagaimana kalau Allah tidak menentukan kebaikan buat saya? Bagaimana kalau saya sudah belajar dengan keras, tapi Allah menghendaki saya tidak lulus Ujian Nasional? Allah kejam??

Naudzubillah min dzalik. Sabar bro.. Allah gak kejam. Insya Allah kita bahas di postingan berikutnya. :)

Perlukah kita Takut sama Jin? (Atau Malah Jin yang Takut sama Kita?)

Jason_vs_Suzanna_by_bassisnyazed

Pernah ketemu Kuntilanak? Hantu yang lain? Pernah ketemu? Mimin sebenarnya ragu kalau kamu menjawab “Iya!”. Soalnya mimin belum pernah ketemu alhamdulillah! Hehe..

Tapppiii… bagaimana kalau nanti beneran ketemu, berhadapan face-to-face? mimin bakal takut gak ya? Atau Kuntilanak yang takut sama mimin? :D Atau Nasibnya akan seperti remaja yang mengunjungi villa angker di malaysia?

Well.. sebelum bahas siapa yang takut duluan ada baiknya kita bahas asal muasal bangsa Kuntilanak dan spesies lainnya. Yang kesemuanya itu berasal dari nenek moyang yang sama yaitu Iblis dan Syaithan.

Asal – Usul Iblis

Dalam Al-Kahfi ayat 50 Allah menjelaskan mengenai Asal – usul Iblis itu seperti apa.

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim. (Al-Kahfi: 50)

Dari ayat itu kita bisa paham bahwa Iblis itu adalah syaithan dari golongan jin. Iblis adalah makhluk yang durhaka. Jadi, sama Allah aja iblis berani menentang apalagi dengan manusia. Hasrat Iblis adalah ingin menjadi pemimpin manusia, makanya Allah melarang kita menjadikan Iblis sebagai pemimpin kita. Di sini mimin menggunakan kata jin, syaithan, dan Iblis secara bergantian. Namun, maksudnya adalah sosok yang sama ya.

Perangai Iblis

Dalam Surat Al-A’raf  Allah menjelaskan lebih detail bagaimana karakter yang Allah izinkan berlaku pada Iblis. Tepatnya di ayat 27 :

Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman. (Al-A’raf: 27)

Setan itu adalah TUKANG TIPU! Korban petama syetan adalah Nabi Adam dan Siti Hawa. Tipuan Syetan berhasil membuat keduanya saling menanggalkan pakaian. Setan dan pengikutnya melihat kita dari suatu tempat namun kita tidak bisa melihat mereka. Ini yang menjadi sebab mengapa sampai saat ini mimin tidak pernah melihat kuntilanak. Begitupun dirimu kan? :)

Jadi, Setan Tidak bisa Memperlihatkan Dirinya?

Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan sesuatu dari Umar bin Khaththab :

“Sesungguhnya hantu pernah mereka sebutkan di sisi Umar al-Khattab. Maka beliau berkata: Bahawasanya tidak ada yang mampu untuk merubah bentuk aslinya sebagaimana diciptakan Allah SWT mula-mula. Namun mereka mempunyai tukang sihir sebagaimana tukang sihir yang ada di antara kalian. Apabila kalian melihat hal itu, maka ucapkanlah azan pada mereka”. Al-Hafiz Ibn Hajar berkata : “Isnadnya sahih”. Ditemui di buku Fath al-Bari (6/344).

Pada dasarnya Syaithan tidak bisa merubah bentuk aslinya karena Allah tidak mengaruniakan kemampuan itu. Namun, Rupanya di kalangan Jin terdapat para penyihir yang bisa membuat halusinasi seolah – olah syetan dapat memperlihatkan dirinya. Jauh sekali perbedaannya.

Sihir adalah sesuatu yang nyata dan berlaku di dunia ini. Baik di dunia jin dan manusia. Dalam Al-Qur'an setidaknya ada 60 ayat yang membahas mengenai sihir. Salah satu kisah penyihir yang amat terkenal adalah saat Firaun mengerahkan tukang sihirnya untuk battle melawan Nabi Musa. Penyihir tersebut membuat halusinasi seolah – olah tali tambang terlihat bergerak menjadi ular. Nabi Musa dengan kehendak Allah mampu merubah wujud, tanpa tipuan optik, tongkat menjadi Ular yang hidup dan memangsa Ular Halusinasi buatan para penyihir tersebut. Yang satu tipuan optik, yang satu lagi sesuatu yang nyata.

Jin bisa mencelakai Manusia? Apa…. bisa membunuh manusia?

Nah, ini pembahasan sentral kita. Apa Jin bisa mencelakai manusia? Apa sihir jin bisa membunuh manusia? Kalau Iya, maka patutlah kita waspada terhadap kemunculan Jin ini. Karena bisa – bisa muncul secara tak terduga dan mencelakai kita. Tapi.. Iya gitu bisa?

Bersyukurlah Rasulullah memberikan penjelasan yang singkat dan to the point :

dari Abu Hurairah; "Ketika Rasulullah menyabdakan: 'Tidak ada penyakit yang menular secara sendirian, tidak ada Shafar (kematian di karenakan penyakit cacing perut) yang terjadi dengan sendirinya, dan tidak ada hantu yang gentayangan,..” (HR : Muslim No. 4116) –SHahih menurut Ijma Ulama.

"Tidak ada penyakit yang menular secara sendirian, tidak ada pengaruh atau alamat jahat pada suara burung. Dan adakalanya pengaruh jahat (kecelakaan atau kesialan) itu terdapat pada tiga perkara: 'Dalam diri wanita, pada kuda, dan dalam rumah tangga." (Shahih Muslim 4128) – shahih menurut ijma ulama.

Rasulullah menegaskan tidak mungkin bisa penyakit datang secara tiba – tiba tanpa ditularkan melalui media tertentu. Tidak ada kecelakaan atau kesialan kecuali pada diri wanita, kuda dan rumah tangga. Maksudnya tidak ada kecelakaan atau kesialan yang diakibatkan oleh Jin. Dan yang paling penting : Tidak ada hantu gentayangan!! Allahuakbar!

Sebuah hadits yang bisa melengkapi kegembiraan kita :

“Tidak ada hantu, namun ia adalah al-sa’aali (tukang-tukang sihir di kalangan jin)” (Sahih Muslim (14/214) dengan Syarh al-Nawawi.

Para ulama berkata: al-Sa’aali adalah tukang sihir daripada kalangan jin, iaitu kalangan jin mempunyai tukang sihir yang dapat mengelabui mata dan membuat khayalan atau halusinasi”.

Kesimpulan

Jadiii..!! Buat apa kita takut kepada hantu? Hantu itu tidak ada. Yang ada hanyalah halusinasi yang diperbuat oleh penyihir – penyihir dari kalangan Jin. Otomatis… kalau nanti sekiranya mimin ketemu kuntilanak, paling – paling kuntilanak itu yang pergi sendiri. Karena itu hanyalah halusinasi. Sekali lagi : Halusinasi. Kenapa halusinasi ya? Jangan – jangan memang Jin yang takut sama manusia. kekekekekekkk.. :P

So, masihkah kamu takut sama Hantu? Apa sebabnya? Ceritakan saja di bagian komentar, semoga mimin bisa bantu :)

Kamis, 21 November 2013

Berita Remaja Hari Ini : Villa Angker, Remaja Nakal, Lelang Keperawanan dan 2 Berita Lainnya

1. Remaja Malaysia katanya “Diculik” Makhluk halus di Villa angker.

Berita pertama datang dari Negri Jiran. Halah, ada-ada aja kelakuan Izat Izzudin Hussin (17) ini. Iseng uji nyali di sebuah Villa Angker pada Sabtu malam, Izzat membuat geger seantero Malaysia dan dunia per-twitter-an karena tidak pulang ke rumah keesokan harinya. Ibunya yang cemas melapor ke polisi setempat yang kemudian ditindak lanjuti dengan menyisir lokasi yang ‘konon’ berhantu tersebut.

SNAGHTMLcd1b0

Namun rupanya, Izzat tidaklah diculik makhluk halus. Remaja berusia 16 tahun ini akhirnya kembali ke rumah pada Selasa pukul 02.00 waktu setempat. Ia menuturkan, ia memang pergi ke Vila Nabila, tapi kemudian ia menginap di rumah temannya dan lupa memberi kabar kepada ibunya. Gubraaakkkk!!!

Berita ini muncul di http://www.tempo.co/read/news/2013/11/21/118531299/Hilang-di-Vila-Angker-Remaja-Malaysia-Bikin-Heboh

“Diculik” Hantu? Please deh!

Jaman gini kok masih percaya takhayul? Udah gak jamannya kali! Dalam Islam, kita meyakini bahwa ruh orang yang mati tidak akan kembali ke bumi untuk menakut-nakuti dan menampakkan wujudnya ke manusia hidup. Sesuatu yang gaib yang menempati muka bumi ini tidak lain adalah Iblis, jin dan syaitan. Iblis, jin dan syaitahn sebenarnya tidak bisa memberikan mudharat kepada manusia. Mereka tidak diberi kemampuan untuk melakukan itu. 

Mujahid berkata:

“Sesungguhnya mereka (jin) takut kepada kalian sebagaimana kalian pun takut kepada mereka”.

Dan diriwayatkan juga dari Mujahid, beliau berkata:

“Syaitan itu lebih takut daripada salah seorang di antara kalian. Apabila ia menampakkan diri kepada kalian, maka janganlah kalian takut sehingga akan menguasai kalian. Akan tetapi bersikap beranilah kalian kepadanya, nescaya ia akan pergi”. Aakam al-Marjan, hal. 137.

Jadi, gak usah kita takut sama jin dan syaithan! Justru mereka yang takut kepada kita! Kalau mau bahasan lebih jauh, kang Ghazi Azhari sudah membahasnya dengan lebih mendalam di “Hiii.. Kita Ngomongi ‘Hantu’ Yuk!”.

2. Remaja Nakal Tidak Boeh Dikucilkan

Berita yang dimuat OKezone.com ini sebenarnya wajib dibaca oleh para pendidik dan orang tua. Tapi insya Allah bermanfaat juga buat aktivis dakwah sekolah manakala sedang membina adik mentor yang cukup nakal.

image

Menurut Psikolog Pendidikan dari IDF Deby Anggraini, hukuman yang pantas untuk remaja yang nakal lebih baik diberikan orangtua maupun sekolah itu, yaitu ada bentuk perhatian khusus sehingga menjadi pribadi yang lebih baik. Jika mereka dikucilkan justru tidak tepat.

"Masyarakat juga harus memberikan perhatiannya dan jangan memberikan contoh yang tidak baik kepada anak-anak remaja agar tidak mengikuti," ujarnya seperti saat dihubuingi Okezone, Kamis (21/11/2013).

Di sisi lain, dari segi teknologi orangtua perlu mengawasi dan mengomunikasikannya. Jika ada tontonan aksi yang lebih agresif, orangtua harus menjelaskan bahwa kenapa tidak boleh ditonton oleh anak remaja.

"Selain itu, para remaja harus mengikuti kegiatan-kegiatan yang positif, cara pandang yang kuat mengenai dampak apa yang dilakukannya terhadap masyarakat. Dengan kegiatan tersebut, sehingga tidak berpikir negatif dan tidak ada waktu untuk melakukan aksi kriminal. Secara karakter juga bisa merugikan diri sendiri, keluarga juga memberikan pengawasan yang paling nomor satu yaitu agama. Dari sekolah juga ada pendidikan karakter dengan mencari kegiatan-kegiatan positif yang berguna," ucapnya.

3. Butuh uang, Remaja Jual Keperawanan. Yaiikkss!

image

Beginilah kalau manusia kehilangan keimanan. Dia menginjak-nginjak harga dirinya. Padahal, sudah jelas Allah menyuruh kita menjaga  kemaluan kita dan tidak boleh mengobralnya.

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya” (An-Noor: 31)

Akibat apa yang muncul jika kemaluan tidak dijaga? Perzinahan. Zinah membawa mudarat yang besar tidak hanya kepada para pelakunya, tetapi membawa dampak sistemik juga kepada lingkungan sekitarnya. Zinah ibarat penyakit sosial yang menular. Jika pezina dibiarkan, maka akan semakin banyak yang tertarik untuk melakukan zina. Akibatnya moral bangsa rusak, penyakit kelamin mewabah, dan akan meniggalkan generasi yang lemah di masa yang akan datang.

4. Lomba Menulis Remaja dari Perhutani

image

SUPER! Mimin salut sama perhutani yang peduli sama remaja. Di tengah – tengah hingar bingar dunia hedon yang menjadikan remaja objek eksploitasi bisnis mafia kebudayaan, masih ada pihak yang mau membimbing remaja ke jalur yang mendidik.

"Tujuannya untuk membumikan rasa cinta lingkungan dan hutan melalui tulisan. Ini kaitannya untuk menciptakan karakter generasi muda," kata Sekretaris Perusahaan dan Kepatuhan Perum Perhutani, Hari Priyanto, di sela-sela acara Perhutani Green Pen Award, Jakarta, Kamis.

Melalui kegiatan ini, lanjut Hari, upaya untuk mengajak generasi muda mencintai hutan dan lingkungan bisa diperluas. Jadi tak hanya sekedar seremonial penanaman pohon saja.

Dia menambahkan, dalam lomba yang baru pertama kali diadakan oleh Perhutani tersebut, pihaknya tidak menduga tingginya animo peserta yang mendaftar.

Bro and Sis ada yang jago bikin cerpen? ikutin aja lomba menulis cerpen hutan lingkungan yang merupakan CSR (Corporate Social Responsibility) Perhutani ini. Diperuntukan untuk remaj SMP, SMA dan Saka Wana Bakti (Pramuka Kehutanan) lho!.

5. Lomab Poster BkkBN Mendorong Remaja Menjaga Aset Pribadinya

Kasus penyiraman air raksa dan video porno anak SMP yang heboh belakangan ini membawa pukulan buruk untuk BkkBN. Apalagi berita mengenai 51 Persen Remaja Jabodetabek Sudah Lakukan Seks Pranikah semakin membuat kita sadar bahwa aset terpenting bangsa ini, yaitu generasi mudanya, membawa potensi buruk di kemudian hari. Kalau tidak segera diantisipasi, mau dibawa bangsa ini ke depannya?

 

image

Hal tersebut menurut Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Dr. Sudibyo Alimoeso, MA, karena kurangnya perhatian dan tidak pandai mengelola aset pribadinya.

"Perilaku negatif yang merugikan tersebut harus dikurangi, perlu adanya langkah yang menyadarkan mereka betapa pentingnya mengelola aset pribadi mulai dari menjaga diri sendiri, pergaulan, pendidikan, dan masa depannya," kata Dr. Sudibyo, Kamis (21/11/2013).

Lomba Poster

Menuru Sudibyo, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus berusaha membawa remaja ke dalam kegiatan-kegiatan yang berdampak positif.

"Kami terus berusaha membawa remaja ke dalam kegiatan-kegiatan yang berdampak positif, salah satunya melalui kesenian," ungkapnya.

Sudibyo menambahkan kegiatan tersebut antara lain lomba poster, mural (seni melukis di dinding), dan seni musik. "Kami memilih seni karena remaja lebih mudah didekati lewat seni. Seperti lomba poster sudah empat kali kami melakukanya yang berisi pesan positif untuk lebih peduli terhadap dirinya sendiri dan masa depan," katanya.

Ajang yang mengusung tema `Generasi berencana: yang muda, yang berencana` ini dijadikan sebagai momen untuk lebih peduli masalah remaja dan stop galau pada remaja.

"Dalam lomba poster tersebut, peserta menuliskan pesan positif misalnya menikah di usia ideal di atas 20 tahun bagi wanita dan di atas 25 tahun untuk laki-laki, langkah ini dipilih dengan harapan dapat menangani masalah remaja," kata Sudibyo menjelaskan.

Peserta terbagi atas kategori usia 13 tahun, 14 sampai 17 tahun, dan usia 18-24 tahun dengan format digital, bahan kertas, dan lukisan tangan. "Sampai saat ini kami telah menerima 1.658 poster yang terbanyak berasal dari daerah Jawa Timur yaitu sekitar lebih dari 300 dan sisanya dari semua daerah Indonesia," kata Sudibyo.

Untuk juara pertama panitia memberikan piala bergilir dari ibu Negara RI, piala tetap dari kepala BKKBN, piagam penghargaan dan tabungan pembinaan senilai Rp. 25.000.000.

Ayo bro! tunggu apa lagi. Yuk, jadi remaja prestatif dengan melindungi aset pribadi kita dan….. rebut hadiah 25.000.000 jutanya juga! :P