Jumat, 08 November 2013

7 Hal yang Membedakan Entrepreneur dari Pedagang Biasa

entrepreneur

Salah satu profil kader Rohis adalah dia mampu Memiliki Pendapatan dan Terampil Berbisnis (Entrepreneurship). Memang fokus pada saat sekolah adalah belajar, namun keterampilan berbisnis harus dipupuk sedini mungkin. Nah, banyak diantara kita yang masih menyamakan persepsi seorang pedagang dan seorang Entrepreneur. Padahal keduanya adalah istilah yang berbeda jauh sekali.

Di Indonesia banyak sekali Usaha mikro, kecil, dan menengah. Seperti buka warung nasi, jualan sayur, atau mengayuh becak. Namun pekerjaan seperti itu tidak bisa dikatakan sebagai Entrepreneur. Ada perbedaan-perbedaan mendasar yang memberi jarak antar keduanya. Perbedaan – perbedaan ini menjadi karakter dasar seorang Entrepreneur.

Menurut McGraith & Mac Millan (2000), ada tujuh karakter dasar yang membedakan calon wirausaha dengan pedagang biasa. Ketujuh karakter tersebut adalah sebagai berikut.

 

1. Action oriented.

Bukan tipe menunda, wait and see, atau membiarkan sesuatu (kesempatan) berlalu begitu saja. Dia tidak menunggu sampai segala sesuatunya jelas dulu, atau budget-nya ada dulu. Dia juga tidak menunggu ketidakpastian pergi dulu, baru berusaha. Mereka adalah orang yang ingin segera bertindak, sekalipun situasinya tidak pasti (uncertain). Prinsip yang mereka anut adalah see and do. Bagi mereka, risiko bukanlah untuk dihindari, melainkan untuk dihadapi dan ditaklukkan dengan tindakan dan kelihaian.

2. Berpikir simpel.

Sekalipun dunia telah berubah menjadi sangat kompleks, mereka selalu belajar menyederhanakannya. Dan sekalipun berilmu tinggi, mereka bukanlah manusia teknis yang ribet dan menghendaki pekerjaan yang kompleks. Mereka melihat persoalan dengan jernih dan menyelesaikan masalah satu demi satu secara bertahap.

3. Mereka selalu mencari peluang-peluang baru.

Apakah itu peluang usaha yang benar-benar baru, atau peluang dari usaha yang sama. Untuk usaha-usaha yang baru, mereka selalu mau belajar yang baru, membentuk jaringan dari bawah dan menambah landscape atau scope usahanya. Sedangkan dalam usaha yang sama, mereka selalu tekun mencari alternatif-alternatif baru, seperti model, desain, platform, bahan baku, energi, kemasan, dan struktur biaya produksi. Mereka meraih keuntungan bukan hanya dari bisnis atau produk baru, melainkan juga dari cara-cara baru.

4.Mengejar peluang dengan disiplin tinggi.

Seorang wirausaha bukan hanya awas, memiliki mata yang tajam dalam melihat peluang atau memiliki penciuman yang kuat terhadap keber- adaan peluang itu,tetapi mereka bergerak ke arah itu. Peluang bukan hanya dicari, melainkan diciptakan, dibuka, dan diperjelas. Karena wirausaha melakukan investasi dan menanggung risiko, maka seorang wirausaha harus memiliki disiplin yang tinggi.Wirausaha-wirausaha yang sukses bukanlah pemalas atau penanda pekerjaan. Mereka ingin pekerjaannya beres, dan apa yang dipikirkan dapat dijalankan segera. Mereka bertarung dengan waktu karena peluang selalu berhubungan dengan waktu. Apa yang menjadi peluang pada suatu waktu, belum tentu masih menjadi peluang di lain waktu. Sekali kesempatan itu hilang, belum tentu akan kembali lagi.Setiap gagasan brilliant dan inovasi biasanya harus dibangun dari bawah dan disusun seluruh mata rantai nilainya (value chain).

5. Hanya mengambil peluang yang terbaik.

Seorang wirausaha akan menjadi sangat awas dan memiliki penciuman yang tajam pada waktunya. Berbeda dengan pemula yang belum terlatih dan masih bingung, maka wirausaha yang terlatih akan cepat membaca peluang. Namun, wirausaha sejati hanya akan mengambil peluang yang terbaik. Ukuran menarik itu adalah pada nilai-nilai ekonomis yang terkandung di dalamnya, masa depan yang lebih cerah, kemampuan menunjukkan prestasi, dan perubahan yang dihasilkan. Semua itu biasanya dikaitkan dengan "rasa suka" terhadap objek usaha atau kepercayaan bahwa dia "mampu" merealisasikannya. Pada akhirnya, sukses yang diraih setjap orang ditentukan oleh keberhasilan orang itu dalam memilih.

Success adalah fungsi dari keberhasilan memilih. Apakah memilih sekolah, karier, bidang usaha, teman, pasangan, karyawan/eksekutif, mitra usaha, dan sebagainya. Pilihan yang terbaik akan menentukan hasil yang bisa dicapai.

6. Fokus pada eksekusi.

Wirausaha bukanlah seorang yang hanya bergelut dengan pikiran, merenung atau menguji hipotesis, melainkan seorang yang fokus pada eksekusi. Mereka tidak mau berhenti pada eksploitasi pikiran atau berputar-putar dalam pikiran penuh keragu- raguan."Manusia dengan entrepreneurial mindset mengeksekusi, yaitu melakukan tindakan dan merealisasikan apa yang dipikirkan daripada menganalisis ide-ide baru sampai mati"(McGraith dan Mac Millan, 2000, hlm. 3). Mereka juga adaptif terhadap situasi, yaitu mudah menyesuaikan diri dengan fakta-fakta baru atau kesulitan di lapangan.

7. Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti.

Seorang wirausaha tidak bekerja sendirian. Dia menggunakan tangan dan pikiran banyak orang, baik dari dalam maupun luar perusahaannya.Mereka membangun jaringan daripada melakukan semua impiannya sendiri. Ibarat seorang orkestrator atau dirigen musik, dia mengumpulkan pemusik-pemusik yang ahli dalam memainkan instrumen yang berbeda-beda untuk menghasilkan nada-nada musik yang disukai penonton. Untuk itu, dia harus memiliki kemampuan mengumpulkan orang, membangun jaringan, memimpin, menyatukan gerak, memotivasi, dan berkomunikasi. Itulah karakter-karakter dasar yang disebut sebagai entrepreneurial mindset.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar