Jumat, 22 November 2013

“Saya jadi Pencuri adalah Karena Takdir Allah!”

allah-islam-31505359-800-600

Mimin membaca sebuah cerita yang menarik dari bukunya Salim A Fillah “ Jalan Cinta para Pejuang”. Sudah pernah baca? Pasti tahu cerita yang berikut ini dong…

Adalah seorang santri suatu malam memanjat pohon rambutan di depan rumah Ustadznya. Dan ia membawa karung. Diunduhnya semua yang terjangkau oleh tangannya. Arkian santri-santri sekompleksnya pun kenyang makan rambutan malam itu.

Keesokan harinya, tanpa penyelidikan yang muluk-muluk, para santri yang tak kebagian rambutan sudah membawa tersangkanya ke hadapan sang Ustadz,

Sang guru bertanya, "Mengapa kau curi rambutan?"

"Takdir Ustadz.."

Sang Ustadz menjewer telinga santrinya, memuntirnya, sampai tubuh bersarung itu terputar-putar mengikuti telinganya.

"Adao.. Sakit Ustadz. Kok saya dihukum? Padahal saya mencuri itu kan sudah menjadi takdir Allah?'

'Lho, jeweran ini juga takdir!"

Takdir” adalah satu rukun Iman yang menurut mimin memang sulit dipahami. Bukan karena informasinya yang terbatas. Ayat – ayat mengenai takdir bertebaran luas di dalam Al-Qur’an. Hadits – hadits Rasulullah SAW pun banyak yang membahas mengenai takdir.

Takdir terasa sulit dipahami karena terkadang ego kita begitu lemah dalam menghadapi kenyataan hidup. Celoteh  - celoteh seperti “Dunia itu kejam” , “Kesehatan hanya milik orang berduit” , “Orang miskin dilarang sakit” , “Kenapa orang sholeh miskin dan orang sering maksiat kaya??” membuat pemahaman kita mengenai takdir menjadi meleset dari apa yang dikehendaki Allah dalam Al-Qur’an. Ya, seperti cerita santri di atas.

 

Kita boleh Berusaha. Allah yang Menentukan

Coba sekarang mimin tanya. Siapakah orang yang paling kalian percayai kata-katanya bila berbicara mengenai kesehatan? Dokter?? Sekarang kalau mimin bertanya SIAPA yang kata-katanya MAKSUM (tidak ada cela dan kesalahan) jika berbicara mengenai kesehatan dan dipakai oleh seluruh muslim sedunia? Terbersit ada kata ‘muslim’ dari pertanyaan mimin barusan, barulah jawabannya serentak “RASULULLAH SAW”!! yang bergemuruh.

Ya, begitu banyak hadits-hadits Rasulullah SAW yang berbicara mengenai kesehatan dan digunakan oleh seluruh muslim sedunia. Beberapanya mimin kutip :

Tidak Berlebihan dalam Makan

Dari Miqdam bin Ma’dikariba berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda “tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), jika tidak bisa demikian, maka hendaklah ia memenuhi sepertiga lambungnya untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga untuk bernafas” (HR. At-Tirmidzi)

PENAWAR PADA SAYAP LALAT

Dari Abu Hurairah r.a beliau berkata bahwa Rasulullah pernah bersabda: “Apabila seekor lalat masuk ke dalam minuman salah seorang kalian, maka celupkanlah ia, sebab pada salah satu sayapnya terdapat penakit dan pada sayap lainnya ada obat penawarnya, maka dari itu celupkan semuanya.” (HR. Abu Daud)

MENJILATI TANGAN

Dari Ibn ‘Abbas bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: "Apabila salah seorang kamu makan makanan, janganlah dia mengelap tangannya hingga menjilatinya atau meminta orang menjilatinya. Dan janganlah dia mengangkat piringnya hingga menjilatinya atau meminta orang untuk menjilatinya., karena pada makanan terakhir terdapat barakah." (HR. Bukhari )

BERSYIWAK

Dari Zaid bin Khalid al-Juhanni, beliau berkata “saya mendengar Rasulullah SAW. berkata: “ jika saja tidak memberatkan umatku maka sungguh akan ku perintah mereka untuk bersyiwak setiap akan mendirikan shalat.” (HR: Malik, Ahmad dan An-Nasa’i. Ibnu Khuzaimah menshahihkannya)

OLAHRAGA RENANG

dari Bakar bin Abdillah bin Rabi’ al-anshari berkata :berkata Rasulullah SAW. “ajarilah anak anakmu berenang dan melempar lembing, termasuk juga perempuan perempuan di rumahnya menenun, dan apabila kedua orangtuamu memanggil maka utamakan ibumu”.

HABBAH SAUDAH

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah telah menceritakan kepada kami Isra`il dari Manshur dari Khalid bin Sa'd dia berkata; Kami pernah bepergian yang di antaranya terdapat Ghalib bin Abjar, di tengah jalan ia jatuh sakit, ketika sampai di Madinah ia masih menderita sakit, lalu Ibnu Abu 'Atiq menjenguknya dan berkata kepada kami; Hendaknya kalian memberinya habbatus sauda' (jintan hitam), ambillah lima atau tujuh biji, lalu tumbuklah hingga halus, setelah itu teteskanlah di hidungnya di sertai dengan tetesan minyak sebelah sini dan sebelah sini, karena sesungguhnya Aisyah pernah menceritakan kepadaku bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya habbatus sauda' ini adalah obat dari segala macam penyakit kecuali saam. Aku bertanya; Apakah saam itu? beliau menjawab: Kematian.. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

BEROBAT DENGAN MINYAK ZAITUN

Dari ‘Umar, beliau berkata bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Berobatlah dengan minyak zaitun dan minyakilah dengannya, karena ia berasal dari pohon yang penuh barakah”

KURMA ‘AJWAH

Diriwayatkan oleh Sa’d bin Abi Waqash, beliau berkata bahwa saya mendengar Rasulallah SAW pernah bersabda: Barang siapa pada pagi harinya makan 7 (tujuh) butir kurma ‘ajwa, maka pada hari itu tidak akan membahayakannya segala bentuk sihir dan racun. (HR. Abu ‘Uwanah dan Baihaqi)

BEROBAT DENGAN MADU

Dari Abi Sa’id: “Ada seseorang menghadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata: ‘Saudaraku mengeluhkan sakit pada perutnya.’ Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Kemudian orang itu datang untuk kedua kalinya, Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Orang itu datang lagi pada kali yang ketiga, Nabi tetap berkata: ‘Minumkan ia madu.’Setelah itu, orang itu datang lagi dan menyatakan: ‘Aku telah melakukannya (namun belum sembuh juga malah bertambah mencret).’ Nabi bersabda: ‘Allah Mahabenar dan perut saudaramu itu dusta. Minumkan lagi madu.’ Orang itu meminumkannya lagi, maka saudaranya pun sembuh.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim –redaksi dari al-Bukhari-)

BERBEKAM

Dari Ibnu Abbas, beliau berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbekam dan memberikan upah kepada tukang bekam. Seandainya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui bahwa hal tersebut terlarang, tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak akan memberi upah kepadanya.” (Hr. Bukhari, no. 2159)

Terbukti selama hidup, Rasulullah tidak pernah sakit kecuali dua. Yaitu demam dan sakit menjelang kematiannya. Begitu hebatnya Rasulullah SAW menjaga kesehatan, tetap tidak bisa terhindar dari takdir Allah berupa kematian di umur 60 Tahun. Padahal begitu banyak orang yang gaya hidupnya tidak sesehat Rasulullah SAW, namun mampu hidup hingga 80, 90 atau bahkan 100 tahun. Itulah yang kita maknai takdir. Kita yang berusaha, namun Allah juga yang menentukan.

…Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu?… (Al-Imraan : 159 – 160)

Kita belajar, tapi Allah yang menentukan lulus Ujian Nasional apa enggak. Kita ingin mendapatkan pasangan hidup, tapi Allah yang menentukan siapakah kelak yang jadi pendamping hidup kita. Kita mencari harta, tetaplah Allah yang menentukan berapa harta yang kita miliki hari ini, esok dan di masa yang akan datang. Kita yang berusaha, Allah lah yang menentukan.

TAPI, bagaimana kalau Allah tidak menentukan kebaikan buat saya? Bagaimana kalau saya sudah belajar dengan keras, tapi Allah menghendaki saya tidak lulus Ujian Nasional? Allah kejam??

Naudzubillah min dzalik. Sabar bro.. Allah gak kejam. Insya Allah kita bahas di postingan berikutnya. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar