TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah survei menunjukkan data, sebagian besar remaja perokok memiliki orangtua yang juga perkokok. Hal itu, menunjukan faktor lingkungan keluarga dan juga masyarakat merupakan faktor pendorong remaja tumbuh menjadi seorang perokok.
"Orangtua menjadi panutan dalam memberikan contoh bagi anak-anaknya, data dari GYTS 2009, menunjukan 72,4% remaja usia 13-15 tahun mempunyai orang tua merokok," ujar dr Tjandra Yoga Aditama Sp P Mars, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI, Senin (11/11/2013).
Menurut Yoga, orangtua dan guru harus memberikan tauladan bagi anak-anak untuk tidak merokok. Sementara itu pemerintah mengembangkan promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang salah satu indikatornya adalah perilaku tidak merokok, secara terus menerus mempromosikan tentang bahaya akibat merokok bagi kesehatan, dan membuat Peraturan yang dapat melindungi generasi bangsa dari dampak buruk akibat merokok.
"Ketika seseorang telah kecanduan rokok, nikotin yang terkandung dalam tembakau merangsang otak untuk melepas zat yang memberi rasa nyaman (Dopamine), sehingga menyebabkan rasa ketergantungan. Untuk mempertahankan rasa nyaman, timbul dorongan untuk merokok kembali, inilah awal dari proses kecanduan," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar