Yang namanya manusia bro. Kondisi hatinya selalu tidak menentu. Kayak mimin aja nih. Kalau mau ujian sekolah, bawaannya galau melulu. Kalau gak diobatin, konsentrasi bisa buyar. Untung selalu ada kakak mentor untuk tempat curhat dan menumpahkan beban hidup. (Sorry ya kak… :P) Jadinya galaunya gak keterusan sampai gak bisa tidur. Kakak mentor mimin mengajarkan sebuah doa yang bisa menghilangkan kegalauan. Asli dari Rasulullah. Istilahnya Ma’tsur. Cobain deh! Insya Allah hilang…. Begini doanya bro..
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Tidak ada sebuah kegalauan pun, tidak pula sebuah kesedihan, yang menimpa seorang hamba kemudian hamba itu membaca doa berikut:
اللهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي، وَنُورَ صَدْرِي، وَجِلَاءَ حُزْنِي، وَذَهَابَ هَمِّي،
“Ya Allah, aku adalah hamba-Mu putra hamba-Mu putra hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku berada di tangan-Mu, ketetapan-Mu pasti berlaku atas diriku, keputusan-Mu pasti adil bagiku…
Aku meminta kepada-Mu dengan perantaraan setiap nama yang Engkau miliki dan Engkau namai diri-Mu dengan nama tersebut, atau (setiap nama-Mu yang) Engkau ajarkan kepada salah seorang makhluk-Mu, atau (setiap nama-Mu yang) Engkau turunkan dalam kitab suci-Mu, atau Engkau simpan sendiri dalam ilmu ghaib di sisi-Mu…
(Aku meminta kepada-Mu) jadikanlah Al-Qur’an sebagai taman hatiku, cahaya dadaku, pengusir kesedihanku dan penghilang kegundahanku“
Setelah kita mengucapkan doa di atas, Allah akan menghilangkan kegundahan dan kesedihan, dan Allah akan menggantikannya dengan kegembiraan, Insya Allah..
Maka sahabat bertanya kepada beliau,
يَا رَسُولَ اللهِ، أَلَا نَتَعَلَّمُهَا؟
“Wahai Rasulullah, tidakkah sebaiknya kami mempelajari doa ini?”
Beliau pun menjawab,
بَلَى، يَنْبَغِي لِمَنْ سَمِعَهَا أَنْ يَتَعَلَّمَهَا
“Tentu saja, orang yang mendengar doa ini sudah selayaknya untuk mempelajarinya.”
(HR. Ahmad no. 3712, Ibnu Abi Syaibah no. 29318, Abu Ya’la no. 5297, Ibnu Hibban no. 972, Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir no. 10352, Al-Hakim no. 1877, Al-Bazzar no. 1994 dan Ibnu Suni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 342)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar